Makalah Manajemen Berbasis Makalah atau MBM
BAB I
PENDAHULUAN
Kiriman dari Moksen Wagola
BAB I
PENDAHULUAN
Kiriman dari Moksen Wagola
A. Latar Belakang
Manajemen Berbasis madrasah atau sering disebut sebagai MBM merupakan sebuah paradigma gres dalam pendidikan di Indonesia.Manajemen Berbasis Madrasah memungkinkan adanya pengembangan pendidikan yang mampu mencetak generasi-generasi unggulan yang bisa berkompetisi dalam dunia global.Manajemen Berbasis madrasah (MBM) mendasarkan pada adanya otonomi yaitu adanya kebebasan tiap tempat untuk mengembangkan dan mengembangkan apa-apa yang dipunyai termasuk dalam hal pendidikan.
Manajemen Berbasis Madrasah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang ditunjukkan dengan pernyataan politik dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).Hal ini diharapkan mampu menjadi landasan dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang bermutu dan berkesinambungan, baik secara makro, meso, dan mikro.
Manajemen Berbasis Madrasah mensyaratkan adanya keikutsertaan dan partisispasi dari berbagai pihak adalah mulai dari warga sekolah itu sendiri, orang tua atau wali siswa, sampai pada lingkungan sekitar supaya pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mampu tercipta pembelajaran yang efektif di dalamnya. Pembelajaran yang efektif inilah yang mau mengorientasikan pada dihasilkannya output yang bermutu baik. Karena output yang dihasilkan tidak mampu lepas dari dampak proses pembelajaran yang berlangsung maka prosesnya pun perlu tunjangan dari berbagai pihak.
Isi dari Manajemen Berbasis Madrasahadalah bentuk dari alternatif sekolah dalam acara desentralisasi di bidang pendidikan, yang ditandai oleh adanya otonomi yang luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat dan dalam kerangka pendidikan nasional.Otonomi diberikan semoga sekolah dapat leluasa mengorganisir sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta tangap kepada kebutuhan penduduk setempat.Partisipasi masyarakat dituntut agar lebih memahami pendidikan, menolong, serta menertibkan pengelolaan pendidikan.Oleh sebab itu, dalam hal ini Madrasah memiliki tanggung jawab yang besar baik terhadap orang tua, masyarakat, maupun pemerintah.Partisipasi orang tua juga tidak cuma sekedar dari sisi finansial, namun juga dari sisi motivasi dan dorongan semoga pendidikan di sekolah tersebut lebih maju.
Uraian di atas memperlihatkan citra bahwa madrasah yang memakai Manajemen Berbasis Madrasah mensyaratkan adanya pembelajaran yang efektif dengan adanya partisipasi dari banyak pihak yang terkait dengan pendidikan itu.Oleh sebab itu, ada beberapa karakteristik Manajemen Berbais Madrasah yang perlu diamati dan dipenuhi dalam rangka penggunaan Manajemen Berbasis Madrasah tersebut dengan baik dan sukses.karakteristik tersebut juga mampu menjadi pegangan dan kode dalam rangka tercapainya Manajemen Berbasis Madrasah dengan memusatkan pada kemajuan anak bukan hanya tau, tetapi juga paham akan nilai dan sadar akan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Manajemen Berbasis Madrasah juga memungkinkan penggunaan teknik pembelajaran dengan mengikuti paradigma gres terkait dengan pengembangan kemampuan peserta ajar yang mempunyai aksara serta nilai yang bagus yang lalu dikerjakan dan diterapkan dalamkehidupan sehari-hari dalam penduduk .Namun tak sedikit yang tidak tahu atau kurang paham dengan beberapa karakteristik yang menempel pada tata cara Manajemen Berbasis Madrasah (MBM).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapat dari uraian latar belakang dilema yakni Apa saja karakteristik Manajemen Berbasis Madrasah?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah yaitu untuk mengetahui apa saja karakteristik yang menempel pada sekolah yang melakukan Manajemen Berbasis Madrasah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Manajemen Berbasis Madrasah
Manajemen Berbasis Madrasah mempunyai karakteristik yang perlu diketahui oleh sekolah yang hendak menerapkannya. Dengan kata lain, jikalau Madrasah ingin sukses dalam menerapkan MBM, sejumlah karakteristik MBM perlu dimiliki.Karakteristik MBM tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik Madrasah efektif.Jika MBM merupakan wadah/kerangka, Madrasah efektif ialah isinya.Karakteristik BMS/MBM mampu dikenali antara lain dari bagaimana sekolah mampu mengoptimalkan kinerjanya, proses pembelajaran, pengolahan sumber berguru, profesionalisme tenaga kependidikan, serta system administrasi secara keseluruhan.[1]
karakteristik MBM memuat secara inklusif unsur-elemen Madrasah efektif yang dikategorikan menjadi input, proses, dan output.Dalam menguraikan karakteristik MBM pendekatan tata cara, adalah input, proses, dan outputdigunakan untuk memandunya (Rohiyat, 2010). Hal ini didasari oleh pemahaman bahwa Madrasah ialah suatu sistem sehingga penguraian karakteristik MBM (yang juga karakteristik Madrasah efektif didasarkan pada input, proses, dan output). Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input sebab output memiliki tingkat kepentingan tertinggi, sedangkan proses memiliki tingkat kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output, dan input memiliki tingkat kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output.
1. Output yang Diharapkan
Madrasah memiliki output yang diperlukan. OutputMadrasah ialah prestasi sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Keputusan instutusional yang dibentuk oleh kepala sekolah dan staf untuk meningkatkan kualitas pelayanan internal (didalam lembaga sekolah) dan eksternal (hubungan sekolah dengan eksternal) akan sungguh mensugesti proses pembuatan keputusan inovatif dalam bidang manajemen pendidikan. Kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolahakan berjalan dengan baik bila ditunjang oleh manajemen pendidikan yang memadai.[2]
Pada umumnya, output dapat diklasifikasikan menjadi dua, ialah output berupa prestasi akademik (academic achievement) dan output yang berbentukprestasi non akademik (nonacademic achievement).
a. Output prestasi akademik misalnya, NUAN/NUNAS, kontes karya ilmiah akil balig cukup akal, kontes (Bahasa Inggris, Matematika, Fisika), cara berfikir (kritis, kreatif divergen, nalar, rasional, induktif, deduktif, dan ilmiah).
b. Output nonakademik, contohnya budpekerti/akal pekerti, dan perilaku sosial yang baik seperti bebas narkoba, kejujuran, kerjasama yang bagus, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama, solidaritas yang tinggi, toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi olahraga, kesenian, dan kepramukaan.
2. Proses
Madrasah yang efektif kebanyakan mempunyai sejumlah karakteristik proses sebagai berikut:
a. Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Madrasahyang menerapkan MBM memiliki efektivitas proses berguru mengajar (PBM) yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang menekankan pada pemberdayaan peserta ajar. PBM bukan sekedar memorisasi dan recallatau penekanan pada penguasaan wawasan wacana apa yang diajarkan (logos), namun lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh penerima asuh (pathos).
Belajar yang efektif juga mengacu pada pilar-pilar pendidikan menurut UNESCO yakni:
· Learning to know adalah berguru untuk mengenali
· Learning to do adalah berguru untuk melakukan
· Learning to live together adalah belajar untuk bermasyarakat
· Learning to be yakni belajar perihal apa yang mampu dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, serta ditambah dengan
· Learning to religi yakni mencar ilmu untuk mengetahui agama.
Dengan demikian maka aktivitas pembelajaran akan mampu memiliki efektivitas yang tinggi.
b. Kepemimpinan Madrasah yang Kuat
Pemimpinan adalah adanya suatu kepemimpinan untuk memberikan efek secara social kepada orang lain, sehingga orang lain tersebut menjalan suatu proses yang diharapkan oleh pemimpin. Berbagai riset juga sudah membuktikan bahwa factor pemimpin memegang peranan penting dalam pengembangan organisasi.Factor pemimpin yang sungguh penting adalah abjad dari orang yang menjadi pemimpin tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh Covey (2005) bahwa “90 persen dari semua kegagalan kepemimpinan ialah kegagaan pada karakter pemimpin”.[3]
Pada Madrasah yang menerapkan MBM, kepala Madasah memiliki tugas yang kuat dalam mengoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.Kepemimpinan kepala Madrasah ialah salah satu faktor yang mampu mendorong Madasah untuk mampu merealisasikan visi, misi, tujuan, dan target Madasahnya lewat acara-acara yang dijalankan secara bersiklus dan sedikit demi sedikit.
c. Lingkungan Madrasah yang Aman dan Tertib
Madrasah dengan MBM mempunyai lingkungan Madrasah yang kondusif dan tertib. Madrasah memiliki lingkungan (iklim) berguru yang kondusif, tertib, dan nyaman sehingga proses berguru mengajar mampu berjalan dengan nyaman (enjoyable learning). Karena itu, Madrasah yang efektif selalu menciptakan iklim Madrasah yang kondusif, tenteram, dan tertib melalui pengupayaan aspek-faktor yang mampu menumbuhkan iklim tersebut.Dalam hal ini, kepala Madrasah memegang peranan yang sungguh penting.
d. Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Madrasah dengan SDM yang memiliki pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif.Tenaga kependidikan, khususnya guru merupakan jiwa dari Madasah. Madasah hanyalah merupakan wadah dan Madrasah yang menerapkan MBM menyadari wacana hal ini.Oleh alasannya itu, pengelolaan tenaga kependidikan, mulai dari evaluasi keperluan, penyusunan rencana, pengembangan, evaluasi kinerja, kekerabatan kerja, sampai imbal jasa ialah garapan penting bagi seorang kepala Madrasah.
Pada pengembangan tenaga kependidikan, hal tersebut mesti dijalankan secara terus menerus mengenang perkembangan ilmu wawasan dan teknologi yang sedemikian pesat.Tenaga kependidikan yang dibutuhkan untuk menyukseskan MBM yakni tenaga kependidikan yang mempunyai kesepakatan tinggi dan selalu mampu dan mampu mengerjakan tugasnya dengan baik.
e. Madasah Memiliki Budaya Mutu
Mutu proses pembelajaran mengandung makna bahwa kesanggupan sumberdaya sekolah mentransformasikan multi jenis masukan dan situasi untuk mencapai derajad nilai suplemen tertentu bagi peserta ajar.[4]Madrasah MBM memiliki budaya kualitas yang memiliki elemn-elemen sebagai berikut:
1. informasi kualitas mesti digunakan untuk perbaikan, bukan untuk mengadili/mengendalikan orang.
2. kewenangan mesti sebatas pada tanggungjawab.
3. hasil harus diikuti penghargaan (rewards) atau hukuman (punishment).
4. kolaborasi dan sinergi, bukan kompetisi, mesti menjadi basis untuk kerjasama.
5. warga Madrasah merasa aman kepada pekerjaannya.
6. atmosfir keadilan (fairness) mesti ditanamkan.
7. imbal jasa mesti seimbang dengan nilai pekerjaannya; dan.
8. wargaMadrasah merasa mempunyai Madrasah.
f. Madrasah Memiliki Teamwork yang Kompak, Cerdas, dan Dinamis
Keberhasilan sekolah didukung oleh kinerja team work yang kompak dan transparan dari aneka macam pihak yang terlibat dalam pendidikan madrasah. Dalam dewan pendidikan komite madrasah misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerja sama secara harmonis sesuai dengan posisinya masing-masing untuk mewujudkan status madrasah yang mampu dibanggakan oleh semua pihak. Mereka tidak saling pertanda kuasa atau paling melakukan pekerjaan tetapi masing-masing memberi donasi terhadap upaya kenaikan kualitas dan kinerja sekolah secara optimal.karenaoutput pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah, bukan hasil individual.
g. Madrasah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Pemberian otonomi yang luas pada sekolah/ madrasah, adalah MBM menawarkan otonomi luas terhadap sekolah, diikuti seperangkat tanggung jawab pengelolaan sumberdaya dan pengembangan strategi sesuai dengan kondisi lokal.Sekolah dapat lebih memberdayakan tenaga kependidikan, guru biar lebih berfokus pada tugas utamanya ialah mengajar.[5]
Madrasah dengan MBM memiliki kewenangan Madrasah yaitu melaksanakan yang terbaik bagi Madrasahnya, sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan kemampuan kerja yang bagus.Untuk menjadi berdikari Madrasah mesti mempunyai sumber daya yang cukup untuk menjalankan tuganya.
h. Partisipasi yang Tinggi dari Warga Madrasah dan Masyarakat
Madrasah yang menerapkan MBM memiliki karakteristik bahwa partisipasi warga sekolah dan penduduk merupakan bab kehidupannya. Hal ini dilandasi oleh akidah bahwa kian tinggi tingkat partisipasi, makin besar rasa mempunyai; semakin besar pula rasa tanggung jawab, kian besar pula tingkat dedikasinya.
i. Madrasah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaan/transparansi dalam pengelolaan Madrasah merupakan karakteristik Madrasah yang menerapkan MBM.Keterbukaan/transparansi ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pelaksanaan acara, penggunaan uang, dan sebagainya yang senantiasa melibatkan pihak-pihak terkait sebagai alat kontrol.
j. Madrasah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologi dan Fisik)
Perubahan mesti merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua warga Madrasah.Sebaliknya, kemapanan merupakan lawan sekolah.Tentu saja yang dimaksud dengan pergeseran yakni kenaikan, baik bersifat fisik maupun psikologis.Artinya, setiap perubahan dilaksanakan, balasannya dibutuhkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) utamanya kualitas peserta bimbing.
k. Madrasah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Madrasah dengan MBM senantiasa melakukan penilaian dan perbaikan secara berkesinambungan. Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik, tetapi yang paling penting adalah bagaimana mempergunakan hasil evaluasi mencar ilmu tersebut untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses mencar ilmu mengajar di Madrasah. Oleh sebab itu, fungsi evaluasi menjadi sungguh penting dalam rangka memajukan kualitas peserta latih dan kualitas Madrasah secara keseluruhan dan terus menerus.
Evaluasi bermaksud untuk mengetahui apakah acara sekolah/madrasah meraih target yang diharapkan. Evaluasi menekan kan pada aspek hasil atau output. Konsekuensinya, evaluasi baru mampu dikerjakan kalau acara madrasah sudah berjalan satu abad, sesuai dengan tahapan yang direncanakan.[6]
Perbaikan secara terus-menerus harus menjadi kebiasaan warga Madrasah.Tiada hari tanpa perbaikan. Oleh sebab itu, mesti ada metode mutu yang baku selaku pola bagi perbaikan. Sistem kualitas yang dimaksud mesti mencakup struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen kualitas.
l. Madrasah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Madrasah selalu tanggap/responsif terhadap aneka macam aspirasi yang muncul bagi peningkatan mutu.Oleh alasannya adalah itu, Madrasah mesti selalu dapat membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan sempurna. Sekolah dituntut untuk tidak cuma bisa mengikuti keadaan kepada perubahan/permintaan, akan tetapi juga bisa mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi. Menjemput bola yaitu sinonim yang tepat bagi istilah antisipatif.
m. Memiliki Komunikasi yang Baik
Madrasah dengan MBM mempunyai komunikasi yang bagus, khususnya antar warga Madrasah dan juga antara Madrasah dengan masyarakat atau orang tua akseptor asuh, sehingga kegiatan yang dikerjakan oleh tiap-tiap warga Madrasah dapat dimengerti.Partisipasi masyarakat dan orang tua, dalam MBM, pelaksanaan program-acara sekolah disokong oleh partisipasi masyarakat dan orang bau tanah peserta latih.
Dengan cara mirip ini, keterpaduan semua acara Madrasah dapat diupayakan untuk meraih tujuan dan sasaran Madrasah yang sudah dipatok. Selain itu, komunikasi yang bagus juga akan membentuk teamwork yang kuat, kompak, dan cerdas sehingga berbagai kegiatan Madrasah mampu dijalankan secara merata oleh warga Madrasah.
Orang renta peserta asuh dan masyarakat tidak cuma mendukung sekolah melalui pemberian keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan acara-acara yang mampu mengembangkan mutu sekolah/madrasah. Masyarakat dan orang tua menjalin kerja sama untuk menolong sekolah mengembangkan kualitas pendidikan.[7]
n. Madrasah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas yaitu bentuk pertanggungjawaban yang mesti dilakukan Madrasah terhadap keberhasilan program yang sudah dilakukan.Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan kepada pemerintah, orangtua siswa, dan masyarakat.Berdasarkan laporan hasil program tersebut, pemerintah mampu menilai apakah program MBM telah meraih tujuan yang diinginkan atau tidak.Demikian pula, para orangtua siswa dan anggota penduduk dapat menawarkan evaluasi apakah acara ini mampu meningkatkan prestasi anaknya secara individual dan kinerja Madrasah secara keseluruhan.
o. Manajemen Lingkungan Hidup Madrasah Baik
Madrasah efektif melakukan administrasi lingkungan hidup Madrasah secara efektif. Madrasah mempunyai penyusunan rencana, pengorganisasian, pelaksanaan, pengoordinasian, dan pengevaluasian pendidikan kecakapan hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari waktu ke waktu. Madrasah melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesadaran warga Madrasah tentang nilai-nilai lingkungan hidup dan bisa mengganti perilaku dan perilaku warga Madrasah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat.
p. Madrasah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Madrasah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga kelancaran hidupnya (sustainabilitas), baik dalam acara maupun pendanaannya. Sustainabilitas program mampu dilihat dari berkelanjutan acara-acara yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang menjadi program-program gres yang belum pernah ada sebelumnya.
Sustainabilitas pendanaan mampu ditunjukkan oleh kesanggupan Madrasah dalam menjaga besarnya dana yang dimiliki dan bahkan semakin besar jumlahnya. Madrasah memiliki kesanggupan menggali sumberdana dari penduduk , dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari pemerintah bagi Madrasah-Madrasah negeri.
3. Input Pendidikan
a. Memiliki Kebijakan, Tujuan, dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal, Madrasah menyatakan dengan jelas ihwal keseluruhan kebijakan, tujuan, dan target Madrasah yang berhubungan dengan mutu.Kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala Madrasah dan disosialisasikan terhadap semua warga Madrasah sehingga tertanam fatwa, tindakan, kebiasaan, hingga hingga pada kepemilikan huruf kualitas oleh warga Madrasah.Tujuan merupakan tahapan antara, atau tonggak-tonggak penting antara titik berangkat (kondisi permulaan) dan titik datang di tujuan akhir yang rumusnya tertuang dalam bentuk Visi dan Misi.[8]
b. Sumberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk kelancaran proses pendidikan di Madrasah. Tanpa sumberdaya yang memadai, proses pendidikan di Madrasah tidak akan berjalan secara mencukupi dan pada risikonya sasaran Madrasah tidak akan tercapai. Sumberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumberdaya insan dan sumberdaya selebihnya (duit, peralatan, peralatan, materi, dan sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak mempunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran Madrasah tanpa campur tangan sumber daya insan.
Secara biasa , Madrasah yang menerapkan MBM mesti mempunyai tingkat kesiapan sumberdaya yang mencukupi untuk mengerjakan proses pendidikan. Artinya, segala sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan proses pendidikan harus tersedia dan dalam kondisi siap. Ini bukan bermakna bahwa sumberdaya yang ada mesti mahal, namun Madrasahyang bersangkutan mampu mempergunakan keberadaan sumberdaya yang ada dilingkungan Madrasahnya.Oleh sebab itu, dibutuhkan kepala Madrasahyang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada disekitarnya.
c. Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) sudah disinggung perihal ketersediaan dan kesiapan sumberdaya manusia (staff), pada butir ini perlu ditekankan lagi alasannya staf merupakan jiwa Madrasah. Madrasah yang efektif kebanyakan memiliki staf yang mampu (kompeten) dan berdedikasi tinggi terhadap Madrasahnya.Implikasinya terperinci, yakni bagi Madrasahyang ingin mempunyai efektivitas yang tinggi, kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi merupakan sebuah kewajiban.
d. Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Madrasah yang menerapkan MBM mempunyai dorongan dan keinginan yang tinggi untuk memajukan prestasi akseptor latih dan Madrasahnya.Kepala Madrasah memiliki janji dan motivasi yang besar lengan berkuasa untuk meningkatkan kualitas sekolah secara maksimal. Guru mempunyai akad dan keinginan yang tinggi bahwa anak didiknya mampu meraih tingkat prestasi yang optimal, walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan yang ada di Madrasah.
Peserta ajar juga memiliki motivasi untuk senantiasa memajukan diri untuk berprestasi sesuai dengan talenta dan kemampuannya.Harapan paling besar dari ketiga bagian Madrasah ini merupakan salah satu aspek yang menimbulkan Madrasah selalu dinamis untuk menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya.
e. Fokus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan, terutama siswa, harus menjadi konsentrasi dari semua kegiatan Madrasah. Artinya, semua input dan proses yang dikerahkan di Madrasah tujuan terutama yaitu meningkatkan mutu dan kepuasan akseptor bimbing. Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan proses berguru mengajar mesti sungguh-sungguh mewujudkan sosok utuh kualitas dan kepuasan yang diperlukan dari siswa.
f. Input Manajemen
Madrasah yang menerapkan MBM memiliki input administrasi yang memadai untuk melaksanakan roda Madrasah. Kepala Madrasah dalam mengendalikan dan mengurus Madrasahnya menggunakan sejumlah input administrasi. Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala Madrasah mengurus Madrasahnya dengan efektif.
Input manajemen yang dimaksud mencakup: tugas yang terperinci, rencana yang rinci dan sistematis, program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana, ketentuan-ketentuan (aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga Madrasahnya untuk bertindak, dan adanya tata cara pengendalian kualitas yang efektif dan efisien untuk meyakinkan supaya sasaran yang telah disepakati mampu dicapai.
Karakteristik MBM juga mampu diketahui antara lain dari bagaimana sekolah mampu memaksimalkan kinerja organisasi sekolah, proses belajar-mengajar, pengelolaan sumber daya insan, dan pengelolaan sumber daya dan administrasi.
Lebih lanjut BPPN dan Bank Dunia (1999), mengutip dari Focus on School: The Future Organisation of Education Services for Student, Departement of Education, Australia 1990 (dalam Mulyasa, 2005), mengemukakan cirri-ciri MBS dalam bagan berikut:
CIRI-CIRI MBM
Menyediakan administrasi organisasi kepemimpinan transformasional dalam meraih tujuan sekolah
Meningkatkan mutu mencar ilmu siswa
Memberdayakan staf dan menempatkan personel yang mampu melayani keperluan semua siswa
Mengidentifikasikan sumber daya yang diperlukan dan mengalokasikan sumber daya tersebut sesuai dengan keperluan
Menyusun planning sekolah dan merumuskan kebijakan untuk sekolah mandiri
Mengembangkan kurikulum yang sesuai dan tanggap kepada keperluan siswa dan penduduk sekolah
Memilih staf yang memiliki pengetahuan administrasi berbasis sekolah
Mengelola dana sekolah
Mengelola aktivitas operasional sekolah
Menyelenggarakan pengajaran yang efektif
Menyediakan aktivitas untuk pengembangan profesi pada semua staf
Menyediakan pemberian administratif
Menjamin adanya komunikasi yang efektif antara sekolah/ dan masyarakat terkait (school community)
Menyediakan program pengembangan yang dibutuhkan siswa
Menjamin kemakmuran staf dan siswa
Mengelola dan memelihara gedung dan fasilitas lainnya
Menjamin akan terpeliharanya sekolah yang bertanggung jawab (akuntabel terhadap masyarakat dan pemerintah)
Program pengembangan yang diharapkan siswa
Kesejahteraan staf dan siswa
Memelihara gedung dan sarana yang lain
Dengan demikian, secara biasa karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah (Syaiful Sagala, 2011)yakni:
1. Kemandirian, yang menggambarkan otonomi manajemen sekolah yang efektif dan layanan belajar yang bermutu, memakai evaluasi hasil berguru yang tolok ukur, prestasi pembelajaran.
2. Kemitraan, memanfaatkan peluangpemangku kepentingan sekolah (pemberdayaan peluangsekolah) dan penduduk .
3. Partsiipasi, kepemimpinan sekolah yang lugas, visioner, antisipasif dan berjiwa enterpreneurship mengikutsertakan peluangsumber daya sekolah.
4. Keterbukaan, selalu melaksanakan pergantian ke arah yang lebih baik dan kompetitif.
5. Akuntabilitas, melakukan analisis keperluan, penyusunan rencana pengembangan, dan evaluasi kinerja sesuai visi misi untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah, menyediakan kesejahteraan personal sekolah yang cukup dan patut.
6. Sekolah tersebut memperlihatkan adanya aktivitas pembelajaran.
7. Sekolah ialah distributor perubahan.
8. Adanya komunikasi yang efektif antara warga sekolah.
9. Kepemimpinan yang efektif (mempunyai kepribadian, manajerial, kewirausahaan).
10. Adanya kolaboratif team work dan memiliki tujuan bareng .
11. Adanya learning to discovery, dan adanya stakeholders.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan makalah menurut rumusan problem dan pembahasan adalah selaku berikut:
Secara biasa karakteristik Manajemen Berbasis Madrasah yaitu: Madrasah tersebut memberikan adanya kegiatan pembelajaran, sekolah ialah distributor perubahan, adanya komunikasi yang efektif antara warga sekolah, kepemimpinan yang efektif (mempunyai kepribadian, manajerial, kewirausahaan), adanya kolaboratif team work, memiliki tujuan bersama, adanya learning to discovery, dan adanya stakeholders.
Selain itu, karakteristik Manajemen Berbasis Madrasah tidak akan lepas dari karakteristik Madrasah yang efektif ialah: adanya penyusunan rencana yang baik, aktivitas pembelajaran direncanakan dengan baik, adanya administrasi yang baik antara bagian-unsur sekolah, acara pembelajaran memungkinkan adanya keaktifan dan partisipasi siswa, adanya partisipasi yang tinggi dari orang renta dan penduduk dalam rangka memajukan kualitas pembelajaran di sekolah, pendidik danpemimpin yang berkompeten.
B. Saran
Manajemen Berbasis Madrasah ialah salah satu administrasi yang dapat digunakan dalam memajukan proses pembelajaran yang nanti pada risikonya mengembangkan mutu output yang dihasilkan.maka perlu adanya pendalaman dan pemahaman dengan membaca rujukan lain semoga lebih paham dan memahami.Karena makalah ini masi jau dari kata tepat, maka kami sangat membutuhkan anjuran yang membangun dari pembaca makalah ini.
Footnote dan Daftar pustaka
[1]Nurlena Rifa’i dan Sita Ratnaningsi,Manajemen sekolah/madrasah; desain, teori, dan Aplikasinya,(Malang:Madani, 2017).Hlm. 14.[2]Ibid., hlm. 53.
[3]Muhaimin, Suti’ah dan sugeng Listyo Prabowo.Manajemen Pendidikan; Aplikasi dalam penyusunan rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah (cet-3; Jakarta: Kencana, 2011). Hlm. 29
[4]Ibid., NurLena Rifa’i dan Sita Ratnaningsi. Manajemen sekolah/madrasah; konsep, teori, dan Aplikasinya… hlm. 51.
[5]Ibid.,hlm14-15.
[6]Ibid.,Muhaimin, Suti’ah dan sugeng Listyo Prabowo. Manajemen Pendidikan; Aplikasi dalam penyusunan rencana Pengembangan Sekolah/Madrasa…hlm. 374.
[7]Ibid.,NurLena Rifa’i dan Sita Ratnaningsi. Manajemen sekolah/madrasah; rancangan, teori, dan Aplikasinya… hlm. 15.
[8]Ibid.,hlm. 65.
EmoticonEmoticon