Senin, 15 Juni 2020

Panduan Penulisan Soal


Hasil belajar akseptor latih mampu dinilai dengan tujuan yang berbeda. Penilaian dapat dilakukan untuk mengetahui bahan yang belum dikuasai akseptor bimbing, untuk menyaksikan perkembangan penerima didik pada abad waktu tertentu, untuk derma nilai, untuk penempatan peserta latih, dan untuk penentuan kelulusan akseptor bimbing. Penilaian tersebut secara biasa dibedakan menjadi penilaian internal dan penilaian eksternal. Penilaian internal adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru atau sekolah, sedangkan evaluasi eksternal dilakukan oleh institusi di luar sekolah misalnya pemerintah atau forum evaluasi yang diberi otoritas oleh pemerintah.

Penilaian eksternal dapat berupa ujian penentu kelulusan, tes seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikut, pemantauan ketercapaian kurikulum. Pada umumnya untuk penilaian eksternal digunakan tes tertulis selaku mekanisme atau instrumen evaluasi yang baku (terstandar). Instrumen baku tersebut menjadi penting alasannya perlunya membandingkan hasil penerima dengan cara objektif. Sementara penilaian internal yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memberikan umpan balik kepada penerima latih dan memperbaiki proses pembelajaran menggunakan instrumen yang kurang baku contohnya evaluasi unjuk kerja, portofolio. Hal ini alasannya adalah konsentrasi pada individu masing-masing penerima asuh, bukan untuk membandingkan antarpeserta bimbing. Ketika sekolah atau guru melakukan evaluasi untuk memilih kelulusan atau ketercapaian dari suatu patokan maka penggunaan instrumen yang baku menjadi penting.



Pada ketika ini umumnya tes prestasi belajar atau tes prestasi akademik memakai tes bentuk soal opsi ganda (PG) karena ketika ini tes PG dipandang sebagai tes objektif yang efisien digunakan untuk jumlah penerima besar. Untuk kala yang hendak tiba saat skoring soal isian atau essay mampu dilakukan oleh mesin, bukan mustahil soal untuk evaluasi eksternal menggunakan soal isian atau essay.

Untuk menjamin mutu soal tes yang terstandar, pengembangan tes melalui beberapa tahap. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyusun tes terstandar ialah (1) memilih tujuan tes; (2) memilih acuan yang akan digunakan (tolok ukur atau norma); (3) membuat kisi-kisi; (4) memilih soal-soal dari kumpulan soal yang telah ada sesuai dengan kisi-kisinya. Apabila soal yang diambil merupakan soal baru, soal-soal tersebut mesti melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi, ujicoba, dan analisis hasil ujicoba sehingga diperoleh soal yang bagus dari segi kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, pengadministrasian tes (pelaksanaan tes) juga dibuat kriteria. Untuk tes prestasi terstandar, soal-soal harus mengacu pada tujuan pembelajaran yang harus diraih penerima bimbing. Dalam hal ini kurikulum atau standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditetapkan bila tes tersebut akan dipakai untuk kelulusan. Proses penskorannya juga harus dilaksanakan terstandar terutama kalau ada soal berupa uraian sehingga hasil tes tersebut dapat dilihat keterbandingannya.

Untuk menjamin ketersediaan soal yang terstandar, perlu dikembangkan bank soal. Bank soal yakni kumpulan soal yang sudah teridentifikasi karakteristiknya, contohnya tingkat kesukaran, daya beda, dan penyebaran pilihan balasan (option). Pengembangan bank soal perlu dilaksanakan secara terus-menerus untuk menyanggupi aneka macam kebutuhan penggunaan.

Tahapan pengembangan bank soal meliputi:

1. Penyusunan kisi-kisi
Kisi-kisi dipakai sebagai aliran bagi penulis soal supaya diperoleh soal yang cocok dengan tujuan.

2. Penulisan soal
Soal ditulis oleh beberapa penulis soal berdasarkan kisi-kisi. Soal-soal yang dihasilkan ialah soal-soal mentah.



3. Review dan Revisi (Telaah dan Perbaikan)
Review ialah menelaah soal mentah secara kualitatif berdasarkan kaidah penulisan soal oleh penelaah soal. Hasil review soal diklasifikasikan menjadi soal baik, soal kurang baik, dan soal ditolak. Soal baik pribadi diterima, soal kurang baik perlu diperbaiki sehingga diperoleh soal yang bagus, dan soal yang ditolak dikembalikan ke penulis.

Baca dan pelajari pula:
Panduan Penyusunan Kisi-kisi soal
Teknik Penulisan soal PG

4. Perakitan soal
Soal-soal baik selanjutnya dirakit menjadi beberapa paket soal untuk diujicobakan. Pada dikala perakitan, dimasukkan beberapa soal yang berfungsi selaku soal linking antarpaket. Soal-soal linking tersebut diambil dari bank soal yang telah memiliki karakteristik soal.

5. Ujicoba soal
Paket-paket soal diujicobakan kepada penerima bimbing yang sedang menempuh jenjang pendidikan yang cocok dengan jenjang pendidikan pada tes tersebut. Misalnya, soal-soal Bahasa Indonesia kelas VIII diujikan kepada penerima latih kelas VIII di tamat tahun pelajaran atau terhadap penerima latih kelas IX di permulaan tahun pelajaran. Peserta didik dalam menjawab soal-soal tes tersebut harus serius seolah-olah ujian yang bahwasanya walaupun pada ujicoba ini yang hendak dilihat adalah kualitas soalnya bukan kompetensi penerima didik. Ujicoba soal dipakai untuk menghimpun data empirik ihwal soal berupa balasan-balasan penerima asuh terhadap soal.

6. Analisis kuantitatif
Data empirik dari hasil ujicoba dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan acara analisis, baik klasik maupun terbaru. Program analisis secara klasik menggunakan iteman. Hasil iteman mencakup daya beda, tingkat kesukaran, penyebaran option, dan cek kunci. Selanjutnya, soal-soal tersebut dianalisis memakai teori tes terbaru (Item Response Theory). Program yang mampu digunakan antara lain Bigsteps, Winsteps, Quest, Conquestuest, RUMM. Dengan memakai analisis teori tes modern dapat diperoleh isu kesesuaian soal dengan model (fit terhadap model), disamping tingkat kesukaran soal.

7. Seleksi soal
Berdasarkan hasil analisis soal, soal-soal dikelompokkan menjadi soal baik, soal perlu revisi, dan soal ditolak. Berdasarkan teori tes klasik soal-soal baik ialah soal yang memiliki daya beda tinggi, ditunjukkan dengan hubungan point biserial di atas 0,2 dan semua distraktor berfungsi. Berdasarkan teori tes modern, soal yang baik yaitu soal yang tepat (fit) dengan versi, ditunjukan oleh statistik fit, mirip infit atau outfit. Soal-soal baik dimasukkan ke dalam bank soal. Soal dengan daya beda rendah dan terdapat distraktor yang tidak berfungsi perlu direvisi. Soal yang tidak mempunyai daya beda dan sebagian distraktor tidak berfungsi ditolak.

Download Panduan Penulisan Soal Sekolah Menengah Pertama/MTs
Demikian sekilas ihwal tutorial penyusunan soal, biar berfaedah.




Sumber https://virtualpendampingan.blogspot.com


EmoticonEmoticon