Sebelum Saudara berlatih menyusun instrumen evaluasi berbasis HOTS, terlebih dulu Saudara baca materi bacaan berikut, dan lalu tuliskan 2 butir soal yang berafiliasi dengan materi bacaan tersebut. Saudara diminta untuk menuliskan soal tersebut di formulir yang tersedia di bab akhir artikel ini.
Bacalah Bahan Bacaan berikut ini, dan buatlah 2 soal menurut bacaan tersebut:
Bahan Bacaan 1
Bahan Bacaan 2
Bacalah Bahan Bacaan berikut ini, dan buatlah 2 soal menurut bacaan tersebut:
Bahan Bacaan 1
SAMPAH
Semua barang yang tidak kita harapkan lagi dan akan dibuang kita sebut selaku sampah. Coba amati barang-barang di sekitarmu. Adakah barang-barang yang ingin kau buang? Barang itu kamu sebut sebagai sampah. Demikian pula barang yang telah kita buang tentu saja bisa kita sebut selaku sampah.
Benda yang kita sebut sebagai sampah belum pasti dianggap sampah oleh orang lain. Misalnya, jika kau tidak menggunakan lagi sebuah buku dan ingin membuangnya, maka buku itu yakni sampah bagimu. Tapi mampu jadi adik kelasmu atau orang lain memerlukannya sehingga bagi mereka buku itu bukan sampah.
Sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
1. Sampah organik
Sampah organik yaitu sampah yang mampu membusuk secara alami, disebut juga dengan sampah basah. Sampah ini lazimnya berasal dari tanaman dan hewan. Kalau kau mengubur tikus mati atau sayuran atau daun-daunan di dalam tanah, maka sampah itu akan terurai dan membusuk. Sampah yang sudah terurai atau membusuk itu mampu dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Selain sampah dapur, yang termasuk sampah berair yaitu sisa-sisa kuliner, nasi, buah, dan lain-lain.
2. Sampah anorganik
Sampah anorganik yakni sampah yang tidak dapat membusuk secara alami, disebut juga sampah kering. Kalau kau mengubur plastik selama bertahun-tahun dan lalu menggalinya, plastik itu akan tetap selaku plastik tidak bisa menjadi tanah. Selain plastik, benda-benda yang termasuk sampah kering adalah logam, besi, beling, dll.
Setiap hari kita bisa menghasilkan sampah dalam jumlah yang besar. Di Jakarta saja, dalam setahun jumlah sampahnya mampu meraih 170 kali besar candi Borobudur. Banyak sekali, bukan? Sampah-sampah yang kita hasilkan akan diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir atau TPA. Apa yang mau terjadi di sini? Sampah-sampah ini akan ditumpuk. Semakin lama tumpukannya akan kian tinggi. Bila sudah terlalu tinggi, sampah-sampah itu akan dibakar. Tentu saja hal itu tidak baik bagi lingkungan. Asap yang dihasilkan akan mengotori udara.
Untuk menanggulangi duduk perkara sampah, pemerintah menawarkan tempat sampah di pinggir-pinggir jalan. Untuk sampah organik, ditawarkan tempat sampah berwarna biru. Untuk sampah anorganik, ditawarkan daerah sampah berwarna jingga.
Cara lain untuk menangani sampah yaitu acara daur ulang. Daur ulang ialah pemanfaatan kembali sampah menjadi barang yang memiliki kegunaan. Sampah organik yang terkumpul bisa dimasak kembali atau didaur ulang menjadi pupuk. Pupuk hasil daur ulang ini mampu membuat tanaman tumbuh subur. Sampah anorganik yang terkumpul mampu didaur ulang menjadi barang-barang yang berguna. Ban bekas, contohnya, mampu dijadikan pot bunga atau kawasan sampah yang indah. Kaleng-kaleng bekas mampu diolah lagi di pabrik menjadi kaleng gres.
Kalau kita ingin sehat, maka kita mesti memiliki cara hidup yang bagus. Beberapa cara hidup yang baik yaitu tidak boleh mencampakkan sampah sembarang pilih supaya sampah tidak tersebar dan lingkungan menjadi bersih. Lingkungan yang kotor penuh dengan bakteri yang mampu membuat kita sakit. Selain itu kita juga harus berhemat dengan barang sehingga tidak mudah menghasilkan sampah. Sampah yang dibuang mesti ditempatkan di tempat yang benar. Yang tidak kalah penting ialah kita juga perlu berguru cara mempergunakan kembali sampah-sampah kita semoga kita bisa membantu mengurangi jumlah sampah.
Bahan Bacaan 2
Buatlah 2 pertanyaan dari teks cerita di atas!
Berfikir tingkat tinggi ialah kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengenang (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melaksanakan pembuatan (recite)
Karakteristik soal HOTS
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
2. Berbasis urusan kontekstual
Langkah-langkah menyusun soal HOTS
1. Menyusun kisi-kisi soal.
2. Menentukan indikator kunci yang akan dibuatkan soal. Apabila indikator kunci belum berada di level kognitif 3 (akal budi), buatlah suplemen soal dari indikator pengayaan.
3. Memilih stimulus yang menawan dan kontekstual.
4. Menulis butir pertanyaan pada kartu soal sesuai dengan kisi-kisi soal.
5. Membuat pedoman penskoran atau kunci tanggapan.
EmoticonEmoticon