Sabtu, 05 Desember 2020

Makalah Terumbu Karang

Makalah Terumbu Karang Pengantar Ekologi Laut Tropis
Oleh: Ady Purnomo

BAB I
PENDAHULUAN

Terumbu karang ialah salah satu ekosistem yang amat penting bagi keberlanjutan sumberdaya yang terdapat di kawasan pesisir dan lautan, dan umumnya berkembang di daerah tropis, serta mempunyai produktivitas primer yang tinggi (10 kg C/m2/tahun). Tingginya produktivitas primer di daerah terumbu karang ini menyebabkan terjadinya pengumpulan hewan-hewan yang beranekaragam seperti; ikan, udang, mollusca, dan yang lain. Dari hasil inventarisasi yang dilaksanakan ditemukan kelompok karang hard coral dengan banyak sekali tipe ialah : branching, tabulate, sub massif, dan yang lain. Jenis ikan karang ditemukan sekitar 26 famili diantaranya famili Chaetodontidae, Pomacentridae dan Labridae.

Aktivitas insan dalam memanfaatkan kesempatansumberdaya terumbu karang sering tumpang tindih dan bahkan banyak diantara kegiatan tersebut menjadikan kerusakan terumbu karang. Pembukaan hutan mangrove sering menimbulkan penggelontoran sedimen yang tinggi ke perairan karang, lalu lintas kapal diatas perairan karang mampu menjadikan smashing karang, demikian pula kegiatan pariwisata sering mengakibatkan pengaruh terhadap kehidupan karang. Apabila keadaan ini terus berlangsung, maka dikhawatirkan ekosistem terumbu karang akan musnah. Dalam makalah ini, akan dibahas beberapa bahan terkait Terumbu Karang, Yaitu, Apa itu Terumbu Karang?, Manfaat Terumbu Karang hingga acara pemerintah untuk melindungi Terumbu Karang, dengan kampanye Selamatkan Terumbu Karang, SeKarang!

BAB II
PEMBAHASAN
Makalah Terumbu Karang

A. Pengertian Terumbu Karang
Terumbu Karang. Apa yang ada dibenak kalian setelah mendengar kata “Terumbu Karang” ? Pasti telah berbau dengan maritim, atau kelautan. Terumbu Karang ialah sekumpulan binatang karang yang bersimbiosis dengan sejenis tanaman alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang tergolong dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang mempunyai tentakel. Kelas Anthozoa tersebut berisikan dua Subkelas yakni Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-seruan, Morfologi dan Fisiologi.

Proses fotosintesis oleh alga menimbulkan bertambahnya bikinan kalsium karbonat dengan menetralisir karbon dioksida dan merangsang reaksi kimia selaku berikut:

Ca(HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2

Fotosintesis oleh algae yang bersimbiosis menciptakan karang pembentuk terumbu menghasilkan deposit cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, kira-kira 10 kali lebih singkat ketimbang karang yang tidak membentuk terumbu (ahermatipik) dan tidak bersimbiose dengan zooxanthellae.

Terumbu karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan bahari, disamping hutan bakau atau hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya ialah salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia. Contohnya adalah ekosistem terumbu karang di perairan Maluku dan Nusa Tenggara.

Indonesia yakni negara kepulauan paling besar di dunia, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai meraih hampir 81.000 km yang dilindungi oleh ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan ekosistem mangrove. Indonesia merupakan salah satu Negara terpenting di dunia selaku penyimpan keanekaragaman hayati bahari tertinggi.

Di Indonesia terdapat 2,500 spesies of molluska, 2,000 spesies krustasea, 6 spesies penyu laut, 30 mamalia laut, dan lebih dari 2,500 spesies ikan laut. Luas ekosistem terumbu karang Indonesia diperkirakan meraih 75.000 km2 yakni sekitar 12 sampai 15 persen dari luas terumbu karang dunia. Dengan ditemukannya 362 spesies scleractinia (karang kerikil) yang tergolong dalam 76 genera, Indonesia ialah episenter dari sebaran karang watu dunia.

Indonesia ialah daerah bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang Dunia dan ialah negara yang kaya akan keragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara yang lain. Bentangan terumbu karang yang paling besar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan, dan moluska terdapat pada regional Indo-Pasifik yang terbentang mulai dari Indonesia hingga ke Polinesia dan Australia lalu ke bagian barat yakni Samudera Pasifik sampai Afrika Timur.


B. Manfaat Terumbu Karang
Terumbu Karang yang ada dibentangan dasar maritim mempunyai bermacam-macam manfaat bagi kelangsungan hidup ekosistem maritim itu sendiri. Terumbu karang mengandung berbagai faedah yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis faedah yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu faedah pribadi dan manfaat tidak pribadi.

Secara alami, terumbu karang ialah habitat bagi banyak spesies maritim untuk melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging), khususnya bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai irit penting. Banyaknya spesies makhluk hidup laut yang dapat didapatkan di terumbu karang mengakibatkan ekosistem ini selaku gudang keanekaragaman hayati maritim. Saat ini, peran terumbu karang sebagai gudang keragaman hayati membuatnya selaku sumber penting bagi aneka macam bahan bioaktif yang diharapkan di bidang medis dan farmasi. Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh insan ialah:
  • Sebagai tempat hidup ikan yang banyak diharapkan insan dalam bidang pangan, seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning), kerikil karang,
  • Pariwisata, wisata bahari menyaksikan keindahan bentuk dan warnanya.
  • Penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya. Sedangkan yang tergolong dalam pemanfaatan tidak pribadi yakni sebagai penahan erosi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak maritim, serta sebagai sumber keragaman hayati

C. Konsep Penyelamatan Terumbu Karang
Bagaimana Kondisi Terumbu Karang Indonesia? Sejumlah penelitian dan pemantauan selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang Indonesia telah sungguh memprihatinkan. Luas terumbu karang Indonesia yang diperkirakan meraih 60.000 km2 dengan kondisi terumbu karang yang baik hanya 5,56%. Kerusakan terumbu karang ini mampu dibagi dalam 3 penyebab ialah:

1.Faktor keserakahan manusia menyebabkan terjadinya praktek eksploitasi yang tidak bertanggung jawab mirip penggunaan bahan peledak dan racun kimia dalam penangkapan ikan.

2.Faktor ketidaktahuan dan ketidakpedulian menjadikan terjadinya kerusakan akhir polusi kimia dan sedimentasi yang disebabkan oleh pembuangan limbah industri ke sungai/laut, penambangan pasir laut dan pantai yang tidak ramah lingkungan, serta penambangan kerikil karang.

3.Faktor alami antara lain pemanasan global, el nino, letusan gunung berapi dan tsunami juga turut mempercepat kerusakan terumbu karang yang memang sangat bau tanah terhadap perubahan lingkungan.

Kerusakan terumbu karang ini akan secara pribadi akan berpengaruh pada kehidupan nelayan. Ikan menjadi sulit didapat, hasil tangkapan menurun dengan akhir harga ikan akan menjadi semakin mahal. Semua ini akan menghipnotis keadaan perekonomian Indonesia. Pemerintah menyadari perlu adanya tindakan secepatnya dalam menyelamatkan terumbu karang Indonesia dari kepunahan dengan melakukan Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang atau Coral Reef Rehabilitation and Management Program (Coremap). Program ini melibatkan seluruh instansi yang terkait dalam pengelolaan terumbu karang, seperti pemerintah kawasan, perikanan, pariwisata, dan lingkungan hidup, Program Coremap terdiri dari 5 komponen penting yakni :
  • Program berbasis masyarakat.
  • Program penguatan kelembagaan.
  • Program monitoring, kendali dan pengawasan.
  • Program penyadaran masyarakat.
  • Program pinjaman ilmiah.
  • Program dirumuskan melalui kampanye “Selamatkan Terumbu Karang, SeKarang” atau “Kampanye SeKarang” yang dicanangkan langsung oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tanggal 21 Pebruari 2000.
Indonesia bareng lima negara di Indo-Pasifik, adalah Filipina, Malaysia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon, setuju untuk serius mengupayakan pelindungan terhadap wilayah pesisir dan ekosistem terumbu karang di tempat segitiga terumbu karang (coral triangle) di dunia. 6 negara yang ialah anggota Coral Triangle Initiative for Coral Reef, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) ini mencanangkan 9 Juni selaku Hari Terumbu Karang (Coral Triangle Day) atau CT Day dan akan diperingati setiap tahunnya. Penetapan ini dijalankan sesudah seluruh negara anggota CTI-CFF memperingati Hari Kelautan Sedunia pada 8 Juni 2012 kemudian. Coral Triangle Initiative for Coral Reef, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) sendiri ialah panggung keilmuan dunia yang dihadiri lebih dari 150 ilmuwan, praktisi dan pemerintah dari negara anggota dan terdapat sekitar 170 naskah akademik yang disampaikan dalam banyak sekali sesi.

Indonesia menghimbau sekaligus mengajak dunia internasional untuk memperlihatkan perhatian secara serius dan kasatmata dalam menyelamatkan terumbu karang serta sumber daya perikanan yang berada di kawasan Segitiga Karang. Seperti dikenali bahwa tempat segitiga terumbu karang (coral triangle) merupakan wilayah lautan diketahui kaya akan biodiversitas biologi serta besarnya peluangkekayaan hayati bahari. Hal ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo dalam forum internasional tersebut. Sharif menyampaikan kesiapan dan komitmennya Indonesia kepada acara-acara Coral Triangle Initiative-Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) dengan membuatnya selaku kerangka kerja pelaksanaan dari rancangan ekonomi biru (blue economy).

Konsep ekonomi biru (blue economy) konsentrasi pada sektor kelautan dan perairan dengan menekankan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan daya dukung lingkungan sehingga dapat kuat kepada kesejahteraan penduduk luas. Di segi lain lanjutnya, ekosistem kelautan yang sehat dapat menunjang hajat hidup penduduk , serta pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan desain ekonomi di sektor kelautan dan perikanan diharapkan mampu mendorong pembangunan ekonomi yang lebih sepadan antara pemanfaatan sumber daya dan upaya melindungi lingkungan. Hal ini karena akan lebih banyak kegiatan ekonomi yang meningkat di sektor kelautan dan perikanan. Dengan konsep itu pula diperlukan terjadi pergeseran orientasi kebijakan dan keseimbangan antara pembangunan berbasis daratan dan kelautan.

DAFTAR PUSTAKA
  • Wikipedia. 2012. Terumbu Karang (http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang). Akses : 24 Oktober 2012.
  • Travel, Indonesia. 2012. Selamatkan Terumbu Karang Dunia (http://www.indonesia.travel/id/news/rincian/803/selamatkan-terumbu-karang-dunia). Akses : 24 Oktober 2012.
  • Medanbung. 2009. Manfaat Terumbu Karang (http://medanbung.wordpress.com/2009/02/17/manfaat-terumbu-karang). Akses : 24 Oktober 2012.

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon