PENDAHULUAN
BAB I
IPA merupakan desain pembelajaran alam dan memiliki kekerabatan yang sangat luas terkait dengan kehidupan insan. Pembelajaran IPA sungguh berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, alasannya adalah IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat insan serta kesanggupan dalam berbagi ilmu wawasan dan teknologi serta pengertian wacana alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat diam-diam sehingga hasil penemuannya mampu dikembangkan menjadi ilmu wawasan alam yang baru dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, IPA mempunyai tugas yang sangat penting. Kemajuan IPTEK yang begitu pesat sangat menghipnotis pertumbuhan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.
Pendidikan IPA telah meningkat di Negara-negara maju dan sudah terbukti dengan adanya inovasi-penemuan gres yang terkait dengan teknologi. Akan namun di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikn IPA di Indonesia belum meraih persyaratan yang diharapkan, padahal untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sains penting dan menjadi tolak ukur perkembangan bangsa.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA tidak begitu disukai dan kurang diamati. Apalagi menyaksikan kurangnya pendidik yang menerapkan rancangan IPA. Permasalahan ini tampakpada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa ajar, masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa bahan atau kurikulum, guru, kemudahan, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.
Oleh karena itu untuk memperbaiki pendidikan IPA di Sekolah Menengah Pertama diperlukan pembenahan kurikulum dan pengajaran yang tepat dalam pendidikan IPA. Masalah ini juga yang mendasasri adanya kurikulum yang di sempurnakan (KYD) yang saat ini sedang di kembangkan di sekolah-sekolah, yaitu KTSP.
Dalam makalah ini penulis akan menyajikan perihal pengertian pendidikan IPA dan perkembangannya sehingga mengakibatkan adanya pergantian kurikulum yang disempurnakan. Diharapkan sesudah adanya penyempurnaan kurikulum maka pendidikan IPA dapat diajarkan sesuai dengan konsepnya serta dapat dikembangka dala dunia tekologi. Pendidikan IPA terpadu yang dipraktekkan di Sekolah Menengah Pertama dapat menciptakan lulusan yang bermutu, yang mampu berpikir logis, kreatif dan kritis dalam menyikapi gosip teknologi di penduduk .
A.Pengertian Pendidikan IPA
Pendidikan IPA ialah disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengenali lebih jelas mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA mempunyai dua pengertian yakni dari sisi pendidikan dan IPA itu sendiri.
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan berdasarkan Siswoyo (2007: 21) merupakan “proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap peluangdalam rangka pemenuhan dan cara janji insan sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta selaku makhluk Tuhan”.
Sugiharto (2007: 3) menyatakan bahwa “pendidikan ialah sebuah usaha yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja untuk mengganti tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan insan melalui upaya pengajaran dan latihan”.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan yaitu sebuah proses sadar dan terpola dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang bagus dan menyebarkan potensi yang ada dalam upaya merealisasikan impian dan tujuan yang diharapkan.
Dari definisi di atas mampu dibilang bahwapendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola piker saja, namun juga untuk berbagi semua peluangyang ada pada diri seseorang. Makara pendidikan menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik.
2. Pengertian IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) ialah “wawasan hasil acara insan yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh lewat metode tertentu yakni terencana, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”.
Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “wawasan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara lainnya”.
Dari pertimbangan di atas maka mampu disimpulkan bahwa IPA ialah wawasan dari hasil kegiatan insan yang diperoleh dengan memakai tindakan ilmiah yang berupa sistem ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua bahan yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA ialah makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek adalah Fisika, Biologi dan Kimia. Pada apek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada sapek Biologi IPA mengkaji pada duduk perkara yang terkait dengan makhluk hidup serta lingfkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-tanda-tanda kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam.
Dari uraian di atas perihal pemahaman pendidikan dan IPA maka pendidikan IPA merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran di SMP.
Pendidikan IPA menurut Tohari (1978:3) merupakan “perjuangan untuk memakai tingkah laris siswa hingga siswa mengetahui proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan perilaku yang bagus kepada IPA serta menguasi bahan IPA berbentukfakta, rancangan, prinsip, hokum dan teori IPA”.
Pendidikan IPA berdasarkan Sumaji (1998:46) merupakan “sebuah ilmu pegetahuan social yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan adonan (variasi) antara disiplin ilmu yang bersifat produktif”.
Dari kedua pemahaman di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan IPA ialah sebuah usha yang dijalankan secara sadar untuk mengungkap gejala-tanda-tanda alam dengan menerapkan tindakan ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat mengerti proses IPA dan mampu dikembangkan di penduduk .
Pendidika IPA menjadi suatu bidang ilmu yang mempunyai tujuan supaya setiap siswa terutama yang ada di Sekolah Menengah Pertama memiliki kepribadian yang bagus dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat membuatkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan mampu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan namun dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak dipakai, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai memperoleh ilmu dan teori gres. Teori usang digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk dihapal namun di terapkan sebagai tujuan proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di atas kelihatannya pendidikan IPA ketika ini belum mampu menerapkannya.
Perlu adanya perjuangan yang dijalankan supaya pendidikan IPA yang ada sekarang ini mampu dikerjakan sesuai dengan tujuan permulaan yang hendak dicapai, sebab kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak cuma pada teori-teori yang ada namun juga menyangkut pada kepribadian dan perilaku ilmiah dari penerima bimbing. Untuk itu maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu ditumbuhkan biar menjadi insan yang tepat dari tujuan pendidikan.
B.Perkembangan Pendidikan IPA
Pemberian pendidikan IPA di sekolah menengah bertujuan biar siswa paham dan menguasai konsep alam. pembelajaran ini juga bertujuan supaya siswa dapat menggunakan metode ilmiah untuk menyelesaikan persoalan alam tersebut.
Pendidikan IPA atau IPA itu sendiri mempunyai peran penting dalam memajukan mutu pendidikan khususnya dalam menghasilkan penerima latih yang berkualitas yang mepunyai ajaran kritis dan ilmiah dalam menanggapi berita di penduduk . Perkembangan IPA ini dapat menyesuaikan dengan era teknologi berita yang ketika ini tengah hangat di bicarakan dalam dunia pendidikan.
Menyadari hal ini maka pendidikan IPA perlu mendapat perhatian, sehingga dapat dijalankan suatu usaha yang di sebut modernisasi. Modernisasi sendiri merupakan proses pergantian perilaku, cara berpikir dan bertindak sesuai dengan tuntunan zaman. Dengan demikian modernisasi pendidikan IPA mempunyai upaya untuk mengubah system menjadi lebih modern dan akan terus berlangsung dinamis.
Modernisasi dalam pendidikan IPA mencakup dua hal ialah materi IPA dan matematika, serta system penyampaian. Modernisasi pendidikan IPA sudah berkembang di Negara-negara maju mirip Amerika, namun untuk Indonesia sendiri belum nampak perkembangannya
Modernisasi yang dijalankan di Indonesia terkait dengan adanya pergantian kurikulum yang dominant terlihat pada kurikulum 1975, kurikulum ini besar lengan berkuasa pada kurikulum 1984 dan 1994. berikutnya berkembang menjadi Kurikulum 2004 yang biasa diketahui dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai alhasil sekarang sudah disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
1. Perkembangan Kurikulum
Kurikulum sendiri memiliki pengertian sebagaimana dalam UU SPN No 20 Tahun 2003 pada bagian I pasal I (Muhammad. Joko,2007:82) yaitu seperangkat planning dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai fatwa penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Kurikulum dimulai semenjak adanya kurikulum 1975 yang besar lengan berkuasa pada kurikulum 1984 dan 1994.
a. Kurikulum 1975
Pendidikan di Indonesia sudah dimulai sejak proklamasi kemerdekaan atau tepatnya tanggal 17 agusyus 1945. semenjak dikala itu telah terjadi berulang kali pembaharuan kurikulum mulai dari yingkat sekolah dasar hingga menengah. Pembaharuan kurikulm tersebut dilaksanakan untukmembuat pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, menurut Jasin (1987), telah dikerjakan lima kali pembaharuan kurikulum. Pembaharuan tersebut yakni:
Kurikulum ini manggantikan kurikulum 1975 yang didasarkan pada surat keputusan mendikbud nomor 0461/U/1983 wacana perbaikan kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini telah diadaptasi dengan keperluan kerja industri pada kala itu.
c. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 berisi ihwal kewenangan pengembangan yang seluruhnya beada ditanagn sentra dan kawasan sehingga sekolah tidak begitu terlibat, lalu tidak terjadi penataan bahan, jam pelajaran serta struktur acara siswa hanya dianggap sebagai siswa yang mesti menerima semua bahan dan tanpa mem[praktekannya. Pembelajaran hanya dikerjakan di dalam kelas dan ketrampilan cuma dikembangkan lewat latihan soal. Mulyasa (Muhammad Joko,2007:102-104).
Dari uraian di atas erlihat bahwa kurikulum ini tidak atau kurang mengena pada siswa untuk pendidikan IPA, mengingat bahwa pendidikan IPA tidak sekedar mengajarkan rancangan tetapi membutuhkan proses ketrampilan. Sebagai contoh meneliti, mengalami danmembuat rancangan prosedur sehingga kurikulum ini dirasa kurang baik dan balasannya terjadi pergantian kurikulum yang disebut KBK.
d. Kurikulum 2004 (KBK)
KBK tidak ditetapka dalam UU atau Peraturan Pemerintah. Alasan dirubahnya kurikulum 1994 menjadi KBK karena kualitas pendidikan di Indonesia yang kurang baik dan banyak siswa yang tidak menerapkan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh, disamping itu mereka dituntut untuk menghapal materi tanpa memahaminya sehingga apa yang sudah di ujikan maka bahan itu akan dengan gampang lupa.
Oleh sebab itu dengan dirubahnya kurikulum 1994 menjadi KBK dibutuhkan mampu menekankan kurikulum pada kompetensi yang mesti dimiliki dan dikuasai siswa dalam menuntaskan pembelajaran. Menurut Paul (2007:43) kompetensi ialah “kemampuan yang mampu berupa kemampuan, nilai hidup siswa yang menghipnotis cara mereka berpikir dan bertindak”.
Secara umum KBK mempunyai enam karakteristik berdasarkan Muhammad joko (2007:102) yaitu: “(1) system berguru dengan modul,(2) menggunakan keseluruhan sumber berguru, (3) pengalaman lapangan, (4) seni manajemen perorangan personal, (5) fasilitas mencar ilmu dan (6) belajar tuntas”.
Dalam kurikulum KBK ini sekolah dimberi fleksibilitas dalam menyusun dan membuatkan silabus mata pelajaran sehingga mampu mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan dan kesanggupan peserta asuh serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah. Di samping itu kurikulum ini juga menuntut siswa untuk aktif dan diperlukan lulusan dari tingkat Sekolah Menengah Pertama siswa mampu berpikir logis, kritis dan kreatif serta mampu memecahkan persoalan sesuai tata cara ilmiah.
e. Kurikulum 2006 (KTSP)
KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum yang di sempurnakan dari kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum ini disusun oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah. Prinsipnya hamper sama dengan KBK. KTSP diberlakukan mulai tahun 2006/2007. Dalam kurikulum ini pemerintah hanya selaku pengembang kompetensi sebagai kriteria isi dan kelulusan. Selanjutnya sekolah bebas menyusun kurikulum sesuai dengan keadaan sekolah dan siswa didik.
KTSP disusun dalam rangka menyanggupi amanat yang tertuang dalam UU republic Indonesia No 20 Tahun 2003 ihwal system pendidikan nasional dan permen No 19 Tahun 2005 ihwal Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam KTSP pendekatan balajar berbasis kompetensi dan terjadi penataan materi, jam berguru dan struktur acara. (Muhammad Joko, 2007:102).
Perubahan urikulum harus beranjak pada kompetensi yang berdasar pada keperluan dimasyarakat. Harapannya dengan kurikulum terakhir yang lebih dikenal dengan KTSP lebih mudah dipraktekkan sebab guru diberi kebebasan untuk membuatkan kompetensi siswa. Keberhasilan pendidikan akan tergantung pada sekolah dan guru yang menerapkan kurikulum tersebut. Harapannya mampu meningkatkankualitas SDM.
2. Kurikulum IPA di Indonesia
Melihat dari kurikulum di atas maka kurikulum Pendidikan IPA di Sekolah Menengah Pertama sudah dirancang sebagai pembelajaran yang berdimensi kompetensi alasannya IPA sungguh penting selaku Ilmu Pengetahuan dan untuk membuatkan teknologi.
Kurikulum sebelum KTSP IPA di SMP diajarkan dengan memisahkan mata pelajaranm kedalam tiga faktor yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Dalam hal ini ketiga mata pelajaran ini cuma meliputi pada faktor IPA tanpa teknologi dan masyarakat. Padahal tujuan dari pembelajaran IPA buakn hanya pada desain namun ketrampilan proses biar dapat berpikir ilmiah, rasional dan kritis.
Sesuai dengan adanya isi bahan yang kurang mengena pada teknologi maka ketiga aspek tersebut dirangkum dalam satu mata pelajaran yakni pendidikan IPA terpadu yang dikala ini sudah dipraktekkan dalam kurikulum KTSP.
Pendidikan IPA ialah disiplin ilmu yang di dalamnya terkait antara pendidikan dengan IPA. Pendidikan merupakan sebuah proses sadar dan berkala dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang bagus dalam menyebarkan peluangyang ada dalam upaya mewujudkan harapan dan tujuan hidup yang dibutuhkan. IPA sendiri merupakanpengetahuan dari hasil aktivitas insan yang dipeoleh dengan menggunakan tindakan ilmiah yang berupa sistem ilmiah yang ditemukan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat biasa sehingga akan terus disempurnakan.
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA ialah suatu perjuangan yang dilaksanakan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan meerapkan tindakan ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laris siswa sehingga siswa dapat memehami proses IPA yang lalu dapat dikembangkan di masyarakat.
Pendidikan IPA di Sekolah Menengah Pertama mempunyai tujuan biar peserta latih mampu mempelajari diri sendiri dan alam sekitar yang kemudian dapat dikembangkan menjadi sebuah ilmu yang baru. Perkembangan IPA ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi yang kuat dalam kehidupan di penduduk . Oleh sebab itu pendidikan IPA sangat diperlukan, melalui pembelajaran IPA ini, diharapkan akseptor bimbing mampu menggali pengetahuan melalui kerja ilmiah dan terus membuatkan perilaku ilmiah.
Pendidikan IPA telah meningkat di Negara-negara maju dan sudah terbukti dengan adanya inovasi-penemuan gres yang terkait dengan teknologi. Akan namun di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikn IPA di Indonesia belum meraih persyaratan yang diharapkan, padahal untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sains penting dan menjadi tolak ukur perkembangan bangsa.
Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA tidak begitu disukai dan kurang diamati. Apalagi menyaksikan kurangnya pendidik yang menerapkan rancangan IPA. Permasalahan ini tampakpada cara pembelajaran IPA serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan siswa ajar, masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa bahan atau kurikulum, guru, kemudahan, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan guru.
Oleh karena itu untuk memperbaiki pendidikan IPA di Sekolah Menengah Pertama diperlukan pembenahan kurikulum dan pengajaran yang tepat dalam pendidikan IPA. Masalah ini juga yang mendasasri adanya kurikulum yang di sempurnakan (KYD) yang saat ini sedang di kembangkan di sekolah-sekolah, yaitu KTSP.
Dalam makalah ini penulis akan menyajikan perihal pengertian pendidikan IPA dan perkembangannya sehingga mengakibatkan adanya pergantian kurikulum yang disempurnakan. Diharapkan sesudah adanya penyempurnaan kurikulum maka pendidikan IPA dapat diajarkan sesuai dengan konsepnya serta dapat dikembangka dala dunia tekologi. Pendidikan IPA terpadu yang dipraktekkan di Sekolah Menengah Pertama dapat menciptakan lulusan yang bermutu, yang mampu berpikir logis, kreatif dan kritis dalam menyikapi gosip teknologi di penduduk .
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pendidikan IPA
Pendidikan IPA ialah disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengenali lebih jelas mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA mempunyai dua pengertian yakni dari sisi pendidikan dan IPA itu sendiri.
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan berdasarkan Siswoyo (2007: 21) merupakan “proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap peluangdalam rangka pemenuhan dan cara janji insan sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta selaku makhluk Tuhan”.
Sugiharto (2007: 3) menyatakan bahwa “pendidikan ialah sebuah usaha yang dilaksanakan secara sadar dan sengaja untuk mengganti tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan insan melalui upaya pengajaran dan latihan”.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan yaitu sebuah proses sadar dan terpola dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang bagus dan menyebarkan potensi yang ada dalam upaya merealisasikan impian dan tujuan yang diharapkan.
Dari definisi di atas mampu dibilang bahwapendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola piker saja, namun juga untuk berbagi semua peluangyang ada pada diri seseorang. Makara pendidikan menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik.
2. Pengertian IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) ialah “wawasan hasil acara insan yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh lewat metode tertentu yakni terencana, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”.
Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “wawasan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara lainnya”.
Dari pertimbangan di atas maka mampu disimpulkan bahwa IPA ialah wawasan dari hasil kegiatan insan yang diperoleh dengan memakai tindakan ilmiah yang berupa sistem ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua bahan yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA ialah makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek adalah Fisika, Biologi dan Kimia. Pada apek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada sapek Biologi IPA mengkaji pada duduk perkara yang terkait dengan makhluk hidup serta lingfkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-tanda-tanda kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam.
Dari uraian di atas perihal pemahaman pendidikan dan IPA maka pendidikan IPA merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran di SMP.
Pendidikan IPA menurut Tohari (1978:3) merupakan “perjuangan untuk memakai tingkah laris siswa hingga siswa mengetahui proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan perilaku yang bagus kepada IPA serta menguasi bahan IPA berbentukfakta, rancangan, prinsip, hokum dan teori IPA”.
Pendidikan IPA berdasarkan Sumaji (1998:46) merupakan “sebuah ilmu pegetahuan social yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan adonan (variasi) antara disiplin ilmu yang bersifat produktif”.
Dari kedua pemahaman di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan IPA ialah sebuah usha yang dijalankan secara sadar untuk mengungkap gejala-tanda-tanda alam dengan menerapkan tindakan ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat mengerti proses IPA dan mampu dikembangkan di penduduk .
Pendidika IPA menjadi suatu bidang ilmu yang mempunyai tujuan supaya setiap siswa terutama yang ada di Sekolah Menengah Pertama memiliki kepribadian yang bagus dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat membuatkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan mampu dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan namun dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak dipakai, ilmu tersebut akan terus digunakan sampai memperoleh ilmu dan teori gres. Teori usang digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk dihapal namun di terapkan sebagai tujuan proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di atas kelihatannya pendidikan IPA ketika ini belum mampu menerapkannya.
Perlu adanya perjuangan yang dijalankan supaya pendidikan IPA yang ada sekarang ini mampu dikerjakan sesuai dengan tujuan permulaan yang hendak dicapai, sebab kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak cuma pada teori-teori yang ada namun juga menyangkut pada kepribadian dan perilaku ilmiah dari penerima bimbing. Untuk itu maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu ditumbuhkan biar menjadi insan yang tepat dari tujuan pendidikan.
B.Perkembangan Pendidikan IPA
Pemberian pendidikan IPA di sekolah menengah bertujuan biar siswa paham dan menguasai konsep alam. pembelajaran ini juga bertujuan supaya siswa dapat menggunakan metode ilmiah untuk menyelesaikan persoalan alam tersebut.
Pendidikan IPA atau IPA itu sendiri mempunyai peran penting dalam memajukan mutu pendidikan khususnya dalam menghasilkan penerima latih yang berkualitas yang mepunyai ajaran kritis dan ilmiah dalam menanggapi berita di penduduk . Perkembangan IPA ini dapat menyesuaikan dengan era teknologi berita yang ketika ini tengah hangat di bicarakan dalam dunia pendidikan.
Menyadari hal ini maka pendidikan IPA perlu mendapat perhatian, sehingga dapat dijalankan suatu usaha yang di sebut modernisasi. Modernisasi sendiri merupakan proses pergantian perilaku, cara berpikir dan bertindak sesuai dengan tuntunan zaman. Dengan demikian modernisasi pendidikan IPA mempunyai upaya untuk mengubah system menjadi lebih modern dan akan terus berlangsung dinamis.
Modernisasi dalam pendidikan IPA mencakup dua hal ialah materi IPA dan matematika, serta system penyampaian. Modernisasi pendidikan IPA sudah berkembang di Negara-negara maju mirip Amerika, namun untuk Indonesia sendiri belum nampak perkembangannya
Modernisasi yang dijalankan di Indonesia terkait dengan adanya pergantian kurikulum yang dominant terlihat pada kurikulum 1975, kurikulum ini besar lengan berkuasa pada kurikulum 1984 dan 1994. berikutnya berkembang menjadi Kurikulum 2004 yang biasa diketahui dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai alhasil sekarang sudah disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
1. Perkembangan Kurikulum
Kurikulum sendiri memiliki pengertian sebagaimana dalam UU SPN No 20 Tahun 2003 pada bagian I pasal I (Muhammad. Joko,2007:82) yaitu seperangkat planning dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai fatwa penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Kurikulum dimulai semenjak adanya kurikulum 1975 yang besar lengan berkuasa pada kurikulum 1984 dan 1994.
a. Kurikulum 1975
Pendidikan di Indonesia sudah dimulai sejak proklamasi kemerdekaan atau tepatnya tanggal 17 agusyus 1945. semenjak dikala itu telah terjadi berulang kali pembaharuan kurikulum mulai dari yingkat sekolah dasar hingga menengah. Pembaharuan kurikulm tersebut dilaksanakan untukmembuat pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, menurut Jasin (1987), telah dikerjakan lima kali pembaharuan kurikulum. Pembaharuan tersebut yakni:
- Pembaharuan pertamakali dijalankan pada tahun 1947. Pembaharuan tersebut dijalankan untuk mengganti seluruh tata cara pendidikan kolonial Belanda yang sebelumnya telah dicanangkan di Indonesia. Pembaharuan ini sungguh didukung dengan masih adanya semangat revolusi nasional dan semangat proklamasi kemerdekaan yang masih menyala-nyala. Pembaharuan yang pertama atau disebut dengan rencanapelajaran 1947 ini menekankan pada pembentukan karakter manusia.
- Pembaharuan yang kedua terjadi dengan keluarnya planning pendidikan 1964. Pembaharuan kurikulum ini didasarkan pada usaha untuk mengejar ketertinggalan pendidikan di Indonesia di bidang ilmu alam (science) dan matematika.
- Pembaharuan yang ketiga terjadi sebab dikeluarkannya kurikulum 1968. Pembaharuan ini terjadi serempak dengan beralihnya tata cara pemerintahan dari orde usang ke orde baru. Keadaan tersebut menuntut adanya pembaharuan dalam segala aspek kehidupan yang salah satunya yaitu pendidikan.
- Pembaharuan yang keempat terjadi seiring dengan diterbitkannya kurikulum 1975/1976/1977. Kurikulum ini ditandai dengan adanya usha yang sistematis dalam penyusunan kurikulum tersebut. Bahan-materi yang bersifat empiris dijadikan dasar dalam penyusunan kurikulum ini.
Kurikulum ini manggantikan kurikulum 1975 yang didasarkan pada surat keputusan mendikbud nomor 0461/U/1983 wacana perbaikan kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini telah diadaptasi dengan keperluan kerja industri pada kala itu.
c. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 berisi ihwal kewenangan pengembangan yang seluruhnya beada ditanagn sentra dan kawasan sehingga sekolah tidak begitu terlibat, lalu tidak terjadi penataan bahan, jam pelajaran serta struktur acara siswa hanya dianggap sebagai siswa yang mesti menerima semua bahan dan tanpa mem[praktekannya. Pembelajaran hanya dikerjakan di dalam kelas dan ketrampilan cuma dikembangkan lewat latihan soal. Mulyasa (Muhammad Joko,2007:102-104).
Dari uraian di atas erlihat bahwa kurikulum ini tidak atau kurang mengena pada siswa untuk pendidikan IPA, mengingat bahwa pendidikan IPA tidak sekedar mengajarkan rancangan tetapi membutuhkan proses ketrampilan. Sebagai contoh meneliti, mengalami danmembuat rancangan prosedur sehingga kurikulum ini dirasa kurang baik dan balasannya terjadi pergantian kurikulum yang disebut KBK.
d. Kurikulum 2004 (KBK)
KBK tidak ditetapka dalam UU atau Peraturan Pemerintah. Alasan dirubahnya kurikulum 1994 menjadi KBK karena kualitas pendidikan di Indonesia yang kurang baik dan banyak siswa yang tidak menerapkan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh, disamping itu mereka dituntut untuk menghapal materi tanpa memahaminya sehingga apa yang sudah di ujikan maka bahan itu akan dengan gampang lupa.
Oleh sebab itu dengan dirubahnya kurikulum 1994 menjadi KBK dibutuhkan mampu menekankan kurikulum pada kompetensi yang mesti dimiliki dan dikuasai siswa dalam menuntaskan pembelajaran. Menurut Paul (2007:43) kompetensi ialah “kemampuan yang mampu berupa kemampuan, nilai hidup siswa yang menghipnotis cara mereka berpikir dan bertindak”.
Secara umum KBK mempunyai enam karakteristik berdasarkan Muhammad joko (2007:102) yaitu: “(1) system berguru dengan modul,(2) menggunakan keseluruhan sumber berguru, (3) pengalaman lapangan, (4) seni manajemen perorangan personal, (5) fasilitas mencar ilmu dan (6) belajar tuntas”.
Dalam kurikulum KBK ini sekolah dimberi fleksibilitas dalam menyusun dan membuatkan silabus mata pelajaran sehingga mampu mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan dan kesanggupan peserta asuh serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah. Di samping itu kurikulum ini juga menuntut siswa untuk aktif dan diperlukan lulusan dari tingkat Sekolah Menengah Pertama siswa mampu berpikir logis, kritis dan kreatif serta mampu memecahkan persoalan sesuai tata cara ilmiah.
e. Kurikulum 2006 (KTSP)
KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum yang di sempurnakan dari kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum ini disusun oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah. Prinsipnya hamper sama dengan KBK. KTSP diberlakukan mulai tahun 2006/2007. Dalam kurikulum ini pemerintah hanya selaku pengembang kompetensi sebagai kriteria isi dan kelulusan. Selanjutnya sekolah bebas menyusun kurikulum sesuai dengan keadaan sekolah dan siswa didik.
KTSP disusun dalam rangka menyanggupi amanat yang tertuang dalam UU republic Indonesia No 20 Tahun 2003 ihwal system pendidikan nasional dan permen No 19 Tahun 2005 ihwal Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam KTSP pendekatan balajar berbasis kompetensi dan terjadi penataan materi, jam berguru dan struktur acara. (Muhammad Joko, 2007:102).
Perubahan urikulum harus beranjak pada kompetensi yang berdasar pada keperluan dimasyarakat. Harapannya dengan kurikulum terakhir yang lebih dikenal dengan KTSP lebih mudah dipraktekkan sebab guru diberi kebebasan untuk membuatkan kompetensi siswa. Keberhasilan pendidikan akan tergantung pada sekolah dan guru yang menerapkan kurikulum tersebut. Harapannya mampu meningkatkankualitas SDM.
2. Kurikulum IPA di Indonesia
Melihat dari kurikulum di atas maka kurikulum Pendidikan IPA di Sekolah Menengah Pertama sudah dirancang sebagai pembelajaran yang berdimensi kompetensi alasannya IPA sungguh penting selaku Ilmu Pengetahuan dan untuk membuatkan teknologi.
Kurikulum sebelum KTSP IPA di SMP diajarkan dengan memisahkan mata pelajaranm kedalam tiga faktor yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Dalam hal ini ketiga mata pelajaran ini cuma meliputi pada faktor IPA tanpa teknologi dan masyarakat. Padahal tujuan dari pembelajaran IPA buakn hanya pada desain namun ketrampilan proses biar dapat berpikir ilmiah, rasional dan kritis.
Sesuai dengan adanya isi bahan yang kurang mengena pada teknologi maka ketiga aspek tersebut dirangkum dalam satu mata pelajaran yakni pendidikan IPA terpadu yang dikala ini sudah dipraktekkan dalam kurikulum KTSP.
BAB III
PENUTUP
Pendidikan IPA ialah disiplin ilmu yang di dalamnya terkait antara pendidikan dengan IPA. Pendidikan merupakan sebuah proses sadar dan berkala dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang bagus dalam menyebarkan peluangyang ada dalam upaya mewujudkan harapan dan tujuan hidup yang dibutuhkan. IPA sendiri merupakanpengetahuan dari hasil aktivitas insan yang dipeoleh dengan menggunakan tindakan ilmiah yang berupa sistem ilmiah yang ditemukan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat biasa sehingga akan terus disempurnakan.
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA ialah suatu perjuangan yang dilaksanakan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan meerapkan tindakan ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laris siswa sehingga siswa dapat memehami proses IPA yang lalu dapat dikembangkan di masyarakat.
Pendidikan IPA di Sekolah Menengah Pertama mempunyai tujuan biar peserta latih mampu mempelajari diri sendiri dan alam sekitar yang kemudian dapat dikembangkan menjadi sebuah ilmu yang baru. Perkembangan IPA ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi yang kuat dalam kehidupan di penduduk . Oleh sebab itu pendidikan IPA sangat diperlukan, melalui pembelajaran IPA ini, diharapkan akseptor bimbing mampu menggali pengetahuan melalui kerja ilmiah dan terus membuatkan perilaku ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
- Abdullah Aly & Eny Rahma. (1998). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
- Dwi Siswoyo, dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press
- Djohar.(1990).Pendidikan Sains.Yogyakarta:FMIPA UNY
- Hermana Soemantri. (1993). Perekayasaan Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah Berdasarkan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (pengembangan dan penilaian). Bandung: Angkasa. Mulyasa. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan: Pengambangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rasdakarya
- Masnur Muslich. (2007). KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:PT Bumi Aksara
- Muhammad Joko Susilo. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Mulyasa. (2006). Kurikulum yang Disempurnakan: Pengambangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rasdakarya
- Mulyasa. (2006). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rasdakarya
- Moh. Amien. (1984). Hakekat Science. Yogyakarta: IKIP
- Paul Suparno. (2007). Kajian dan Pengantar Kurikulum IPA Sekolah Menengah Pertama & MTS. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
- Sugiharto, Kartika N.F. Farida Harahap. dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press
- Sumaji, Soehakso, Mangun Wijaya, dkk. (1998). Pendidikan Sains yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisus
- Suyoso, Suharto dan Sujoko. (1998). Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakart: IKIP
- Thohari Mustamar. (1978). Program Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta
Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com
EmoticonEmoticon