Jumat, 10 Juli 2020

Makalah Tentang Gangguan Kecemasan

BAB I
PENDAHULUAN
Gangguan kecemasan atau ansietas merupakan keadaan psikiatri yang paling kerap didapatkan di Amerika serikat dan di seluruh dunia . Depression Association of The Anxiety and Amerika. (kaplan & sadock, 2012). Menuliskan bahwa gangguan kecemasan dan stress di derita oleh 40 juta populasi orang dewas di amerika pada usia 18 tahun atau lebih (18% dari populasi). Di prkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan (Gail et all,2002).Dan sebanyak 47,7% remaja sering merasa khawatir (Hariyadi, 2007).

Prevalensi gangguan kecemasan menurut Control and center for Disease prevantion pada tahun 2011 sebesar lebih dari 15%. National Comorbidity study melaporkan bahwa satu dari empat orang memenuhi patokan untuk sekurang-kurangnya satu gangguan kecemasan dan terdapat anka prevalensi 12 bulan per 17,7% (kaplan & Sadock, 2012).

Kecemasan ialah gejala normal pada insan dan disebut patologis jika gejalanya menetap dalam rentang waktu tertentu dan menggangu ketentraman individu . kecemasan sungguh menggangu .

Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes, Azrul Azwar, menyampaikan bahwa satu dari empat penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa seperti khawatir, depresi, stres hingga skizofrenia (Yosep, 2009). Suatu studi yang dilakukan di RSJ Daerah Propinsi Sumatra Selatan mengemukakan bahwa terjadi kenaikan 10-15% masalah gangguan jiwa yang dirawat dari tahun sebelumnya dimana pada tahun 2003 sebanyak 4.101 perkara dan pada tahun.

Kecemasan yakni kondisi membingungkan yang timbul tanpa argumentasi dari insiden yang mau tiba. Kecemasan akan timbul pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya sedang sakit. Bila salah satu anggota keluarga sakit maka hal tersebut akan menyebabkan terjadinya krisis keluarga. Kecemasan ialah respon yang sempurna kepada suatu ancaman, namun kecemasan mampu menjadi abnormal kalau tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman (Nevid, et al 2005)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Defenisi
Kecemasan yaitu respon emosi tanpa obyek yang spesifik dialami, di komunikasi secara interpersonal. Kecemasan adlah kebingungan, kegundahan yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak terperinci dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (kaplan & sadock,1997).

Ansietas yaitu suatu gejala yang tidak menyenagkan, sensasi cemas, takut dan terkadang ketakutan akan suatu bencana yang mengancam dan tidak terelakkan yang dapat atau tidak berafiliasi dengan rangsang ekternal (Fracchione,2004).

Kecemasan berlawanan dengan rasa takut, karateristik rasa takut adalah adanya obyek dan dapat diidentifikasi serta mampu diterangkan oleh individu.

Cemas (Ansietas ) yaitu Perasaan takut yang tidak jelas dan didukung oleh situasi. KetikaMerasa khawatir individu merasa tidak tenteram taku dan mempunyai firasat akan di timpa malapetaka padahal beliau tidak mengetahui mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi.(videbeck, 2008,hal.307)

Ancietas ialah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang mengancam yang mau membahayakan rasa kondusif, keseimbangan , atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya. (J.J Groen).

Ansietas menurut Kaplan (2005), ialah sebagai “kesusahan” atau “kesusahan” dan ialah konsekuensi yang normal dari kemajuan, pergantian, pengalaman baru, inovasi identitas dan makna hidup

Beberapa teori penyebab kecemasan pada individu antar lain(stuart dan sundeen,1998 :177)

1. Teori psikoanalitik

Menurut persepsi psikoanalitik kecemasan terjadi alasannya adalah adanya pertentangan yang terjadi antara emosional unsur keperibadian, yakni id dan super ego. Id mewakili insting , super ego mewakili hati nurani, sedangkan super ego berperan menegahi konflik yang terjadi antara dua komponen yang berlawanan. Timbulnya kecemasan ialah upaya memajukan ego ada bahaya.

2. Teori interpersonal

Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap adanya penolakan dan tidak adanya penerimaan interpersonal. Ansietas njuga berafiliasi dengan pertumbuhan traum, mirip perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kekurangan fisik.

3. Teori prilaku (Behavior)

Menurut persepsi prilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu kesanggupan seseorang untuk mencapai tujuan.

4. Teori prespektif keluarga

Kajian keluarga membuktikan acuan intraksi yang terjadi dalam keluarga. Kecemasan mengambarkan adanya teladan interaksi yang mal adaptif dan system keluarga.

5. Teori perspektif biologis

Kajian biologis pertanda bahwa otak mengandung reseptor utamanya yang mengatur ansietas, antara lain : benzodiazepines, penghambat asam amino buturik-gamma neroregulator serta endofirin. Kesehatan umum seseorang selaku predisposisi terhadap ansitas

2.3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala kecemasan yang ditunjukan atau dikemukakan oleh seseorang bervariasai, tergantung dari berat atau tingkatnya atau tingkata yang dicicipi oleh individu tersebut (Hawari,2004). Keluhan yang sering di kemukakan oleh seseorang saat mengalami kecemasan secara biasa menurut hawari (2004), adalah selaku berikut :

· Gejala psikologis : pernyataan cemas/khawatir, firasat jelek, takut akan pikirannya sendiri, gampang tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gusar, mudah terkejut.

· Gangguan acuan tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

· Gangguan fokus daya ingat.

· Gejala somatik : rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa acuh taacuh dan lembab, dan lain sebagainya.


2.5. Jenis-jenis

Menurut Stuart (2006), ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan cemas.

1. Kecemasan Ringan

Dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari, individu masih berhati-hati serta lapang presepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk mencar ilmu dan mampu memecahkan problem secara efektif dan menghasilkan kemajuan.

Contohnya : Seseorang yang menghadapi ujian Akhir,pasangan sampaumur yang yang akan menikah,individu yang mau melanjutkan kuliah.

2. Kecemasan Sedang

Mulai berkeringat, sering mondar-mandir, khawatir yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal-hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting atau bukan menjadi prioritas yang ditandai dengan perhatian menurun penyelesaian masalah menurun, tidak tabah, gampang tersinggung, ketegangan otot sedang, gejala vital meningkatsering berkemih dan pusing.

3. Kecemasan Berat

Laprinci dan spesifik serta tidak berpikir wacana hal lain. Semua angan presepsi individu sungguh sempit. Individu condong berkonsentrasi pada sesuatu yang perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut membutuhkan banyak kode untuk berfokus pada area lain.

4. Panik

Berhubungan dengan panik, dan teror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami cemas tidak mampu melaksanakan sesuatu meskipun dengan instruksi. Panic meliputi disorganisasi kepribadian dan mengakibatkan kenaikan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, kalau berjalan terus dalam waktu yang lama, mampu terjadi capek dan akhir hayat.

Pengukuran kecemasan

Mengetahui derajat kecemasan ringan, sedang, berat, dan panik diketahui dengan hamilton Rating Scale For Anxiety (HRSA). Terdiri dari 10 kelompok tanda-tanda yang masing-masing kalangan gejala diberi penilaian angka, adalah :

- Nilai 0 ( tidak ada gejala yang timbul = tdak ada gejala)
- Nilai 1 (cuma 1 tanda-tanda yang timbul= tanda-tanda ringan)
- Nilai 2 (sebagian gejala yang muncul =tanda-tanda sedang)
- Niali 3 (lebih dari sebagian gejala muncul =gejala berat)
- Nilai 4 (seluruh gejala yang muncul=tanda-tanda berat sekali atau panik)

10 bagian kecemasan yakni :

a. Perasaan cemas
b. Ketegangan
c. Ketakutan
d. Gangguan tidur
e. Gangguan kecerdasan
f. Perasaan tertekan
g. Gejala somatik
h. Gejala sensorik
i. Gejala kardiovaskuler
j. Gejala pernafasan

Rentang Respon kecemasan
Menurut Stuart (2001), rentang respon individu terhadap cemas berfluktuasi antara tanggapanadaptif dan maladaptive. Rentang respon yang paling adaptif ialah persiapan dimana individu siap siaga untuk beradaptasi dengan khawatir yang mungkin muncul. Sedangkan rentang yang paling maladaptive ialah ketakutan dimana individu sudah tidak bisa lagi berespon kepada cemas yang dihadapi sehingga mengalami gangguan fisik, perilaku maupun kognitif.

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon