Rabu, 09 Desember 2020

Break Even Point (BEP): Komponen, Rumus, Contoh Soal dan Pembahasannya


Break Even Point (BEP) adalah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan.





BEP digunakan untuk menganalisa proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau balik modal.






Komponen Perhitungan Dasar BEP





Break Even Point memerlukan komponen perhitungan dasar berikut ini





Fixed Cost





Komponen ini merupakan biaya yang tetap (konstan) baik jika ada tindakan produksi maupun jika perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu gaji karyawan, biaya penyusutan mesin, dll.





Variabel Cost





Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya.





Jika produksi yang direncanakan meningkat, pasti variabel cost akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.





Selling Price 





Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.





Break Event Point BEP




Rumus Break Even Point





Ada 2 Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point, yaitu:





Dasar Unit





Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas adalah





Rumus BEP Dasar Unit




Dasar Penjualan





Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas adalah:





Rumus BEP Dasar Penjualan




* Hasil perhitungan (1 – (VC/P)) dikenal dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit.





Contoh Perhitungan BEP





Berikut adalah contoh studi kasus yang menggunakan perhitungan BEP




Contoh




Total Biaya Tetap (FC) senilai Rp 200 juta





Total Biaya Variabel (VC) per unit senilai Rp 120 ribu





Harga jual barang per unit senilai Rp 160 ribu





Perhitungan BEP Unit





Contoh BEP Dasar Unit




Perhitungan BEP Rupiah





Contoh BEP Dasar Penjualan




Dari analisa inilah perusahaan dapat memprediksi keuntungan yang dapat diperoleh (target laba) berdasarkan berapa penjualan minimumnya.









Rumus BEP Target Laba





Adapun rumus untuk menghitung target ini sebagai berikut:





Rumus BEP Target Laba




Contoh




Dengan FC, VC, dan P yang sama dengan contoh sebelumnya, perusahaan ini menargetkan laba sebesar Rp 160 juta per bulan.





Contoh BEP Target Laba








Membuktikan Laba Yang Diperoleh





Untuk membuktikan bahwa dengan menjual 9.000 unit bernilai Rp 1.440.000.000, perusahaan akan mendapatkan laba Rp 160 juta, mari kita periksa berikut ini:





Penjualan = Rp 1.440.000.000





FC = Rp 200.000.000





VC = Rp 120.000 x 9000 unit = Rp 1.080.000.000





Total Biaya = FC + VC = Rp 1.280.000.000





Laba = Penjualan – Total Biaya





Laba = Rp 1.440.000.000 – Rp 1.080.000.000





Laba = Rp 160.000.000





Analisis break even point (BEP) sangat membantu pelaku bisnis untuk memproyeksikan seberapa banyak barang yang harus diproduksi dan perbandingannya dengan uang/pendapatan yang diterima.





BEP ini menjadi komponen terpenting yang wajib ada di dalam suatu software akuntansi dan manajemen bisnis.





Demikian pembahasan Break Event Point (BEP). Semoga bermanfaat.





Pelajari Lebih Lanjut





Bunga Tunggal





Bunga Majemuk





Elastisitas Permintaan dan Penawaran





Rumus ROA (Return On Asset)





Rumus NPV (Net Present Value)



Sumber gini.com


EmoticonEmoticon