Sabtu, 07 November 2020

Makalah Persepsi Naquib Al-Attas Mengenai Islamisasi Kepulauan Melayu

A. Latar Belakang Masalah
Sejauh menyangkut kedatangan Islam di Kepulauan Nusantara, terdapat diskusi dan perdebatan panjang di antara para mahir mengenai tiga dilema pokok, ialah: kapan Islam pertama kali tiba ke kepulauan ini, darimana asalnya, dan siapa pembawanya.[1] Berbagai teori dan pembahasan berusaha menjawab ketiga problem pokok ini terperinci belum tuntas sepenuhnya, tidak cuma kurangnya data atau literatur yang dapat mendukung suatu teori tertentu, namun juga alasannya sifat sepihak dari banyak sekali teori yang ada.

Berkaitan dengan kasus Islamisasi di kepulauan Nusantara, telah banyak teori yang dimunculkan para mahir baik oleh penulis ajaib (Barat) maupun oleh penulis setempat. Masing-masing dari mereka mempunyai argumen-argumen yang bermacam-macam perihal tiga urusan pokok tersebut. Secara umum, kita mampu menyaksikan teori-teori tersebut berkisar pada beberapa problem. Pertama, perihal waktu kedatangannya. Para mahir mempunyai dua usulan yang berlawanan. Pendapat yang pertama menyatakan bahwa Islam datang pada periode ke-7 masehi yaitu pada periode permulaan kemajuan Islam di jazirah Arabia. Dalam pelatihan yang diselenggarakan pada 1969 dan 1978 wacana kedatangan Islam ke Indonesia, sebagian mahir Indonesia oke dan menyimpulkan bahwa Islam tiba pada periode pertama hijriah atau kala ke-7 masehi dan dibawa pribadi dari wilayah Arabia.[2]

Sebagian lagi menyebutkan bahwa Islam datang ke Nusantara pada kala ke-12. Kedua, berhubungan dengan daerah asal kedatangan Islam, sebagian besar mahir khususnya penulis Barat berpendapat bahwa Islam dibawa dari Anak Benua India, seringkali disebutkan lewat Persia, kemudian ke India dan lalu masuk ke Nusantara. Teori ini dipegang oleh kebanyakan sarjana Barat seperti Pijnappel, Snouck hurgronje, Moquette, Kern, Winstedt, Bousquet, Vlekke, Gonda, Schrieke, dan Hall. Sementara itu, beberapa penulis yang lain beropini bahwa Islam dibawa pribadi dari Arab dan bukan dari India atau Persia. Teori ini dikemukakan oleh Arnorld, Crawfurd, Keijzer, Niemann, dan De Hollander, serta pembela tergigih dari teori Arab ini yakni Naquib Al-Attas. Al-Attas memandang, bukti paling penting yang perlu dikaji dikala membicarakan Islamisasi kepulauan Melayu yaitu karakteristik internal Islam di tempat tersebut.[3] Ia mengajukan apa yang disebut ‘Teori Umum Tentang Islamisasi Nusantara’, yang mesti menyaksikan perubahan sejarah pandangan-dunia Melayu seperti tampakdalam pergantian-pergeseran konsep dan istilah-ungkapan kunci dalam literatur Melayu Indonesia pada kala ke- 10-11/16-17. Al-Attas menuliskan: “Benar bahwa sebagian karya ditulis di India, tetapi asal muasalnya adalah Arab atau Persia; atau karya-karya itu, sebagian kecil, berasal dari Turki atau Maghrib. Dan yang lebih penting, kandungan keagamaannya yakni Timur Tengah, bukan India.[4]

Ketiga, tentang siapa yang pembawa dan penyebar Islam pertama di Nusantara, ada yang menyatakan bahwa Islam dibawa oleh penjualmuslim yang menyebarkan Islam sembari melakukan perdagangan di daerah ini. Teori lainnya menyebutkan bahwa Islam dibawa oleh para sufi pengembara yang menyiarkan Islam di tempat ini. Terakhir, disebutkan bahwa Islam dibawa dan disebarkan oleh ulama-ulama professional yang memang bermaksud untuk memberikan pedoman Islam ke penjuru dunia.

Penelitian ini bukanlah berhasrat untuk menyaksikan dan mengkaji proses Islamisasi yang sudah nyaris tuntas dibahas itu, tetapi ingin meneliti lebih lanjut bagaimana dampak Islamisasi tersebut kepada pola pemikiran masyarakat yang gres ditaubatkan tersebut.

Penelitian ini diperlukan mampu menguraikan permasalahan Islamisasi di Asia Tenggara utamanya di kepulauan Nusantara. Hasil dari interaksi dan saling efek menghipnotis antara pedoman Islam dan kebudayaan lokal tersebut memunculkan suatu masyarakat Melayu yang persepsi hidup, tata cara anutan, hukum-hukum, dan budayanya dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam.

Harus diakui kajian ini memang terlalu luas dan sulit untuk diteliti dalam waktu yang singkat dan ditambah dengan tidak banyaknya literatur-literatur yang memiliki otoritas dan kredibilitas yang mumpuni dalam kajian keislaman di Asia Tenggara. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengangkat goresan pena-goresan pena Syed Muhammad Naquib Al-Attas perihal fatwa sejarah Islamisasi di Kepulauan Melayu-Indonesia. Di antara tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kajian Islam di Kepulauan Melayu, Al-Attas yaitu salah satu tokoh yang punya dapat dipercaya tentang hal itu. Tulisan-tulisannya mengenai sejarah dan kemajuan tasawuf di Asia Tenggara, utamanya tentang tokoh tasawuf Nuruddin Al-Raniry dan Hamzah Fansuri, ialah penelitian yang mendapat apresiasi tinggi di golongan ilmuan dan intelektual. Selain itu, berbagai tulisannya yang berhubungan dengan filsafat, sejarah fatwa, peradaban dan kebudayaan Melayu, pendidikan dan lain sebagainya membuat Al-Attas menjadi tokoh yang patut untuk dikaji dan diteliti dari setiap goresan pena dan pemikirannya.

Menarik untuk dilihat bahwa Islam di Asia Tenggara, yang didominasi penduduk melayu, merupakan kekuatan sosial politik yang layak dipertimbangkan. Ia merupakan agama negara kerajaan Brunei Darussalam, Agama resmi negara Federasi Malaysia, agama yang dianut oleh sekitar 90% dari seluruh penduduk Indonesia, sebuah negara dengan masyarakatpaling besar keempat di dunia. Selain itu, Islam merupakan iman yang dipeluk oleh sekelompok kaum minoritas di Filipina, Thailand, Kamboja dan Singapura. Dengan kenyataan ini, Asia Tenggara merupakan satu-satunya wilayah di dunia, di luar kawasan Islam yang terbentang dari Afrika Barat Daya sampai Asia Selatan, yang mempunyai penduduk Muslim paling besar.[5]

Meskipun kawasan Asia tenggara ketika ini ialah kawasan Islam yang mempunyai masyarakatmuslim paling besar, namun harus diakui bahwa kajian keislaman di kawasan ini masih minim. Peradaban Islam yang disorot dalam kajian-kajian Islam sampai dikala ini cuma masih terbatas pada empat kebudayaan atau sub-peradaban Islam yang lebih banyak didominasi. Semuanya berhubungan dengan empat kawasan, yaitu tempat dampak kebudayaan Arab (Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Spanyol Islam), tempat efek kebudayaan Persia (Iran dan negara-negara Islam Asia Tangah), Kawasan pengaruh kebudayaan Turki, dan tempat imbas kebudayaan India Islam.[6] Kajian Islam yang masih menghalangi empat kawasan itu masih terlihat dalam tulisan-goresan pena ilmuan kekinian yang mengkaji problem keislaman. Dengan demikian, penulis berhasrat untuk melihat dan menyelenggarakan penelitian lebih jauh perihal peradaban Islam di Asia Tenggara atau dengan kata lain, bagaimana Islam membangun peradabannya di Kepulauan Melayu, terutama di Indonesia. Islam di Indonesia bahu-membahu telah meningkat pada Periode Pertengahan Sejarah Islam, namun kajiannya masih sedikit dan terpisah dari pembahasan abad itu.

Pada masa pertengahan, pembahasan yang paling banyak menerima tempat adalah percaturan politik di ‘sentra Islam’ dan peradaban yang dibina oleh dinasti-dinasti Islam besar seperti Usmani di Turki, Safawi di Persia, dan Mughal di India. Kajian keislaman di Asia Tenggara masih belum banyak menerima perhatian yang mencukupi dan perlu untuk digali serta dikembangkan semoga tidak menjadi kajian yang terabaikan dalam totalitas kajian keilmuan Islam.

Penelitian yang mau dijalankan ini dibutuhkan mampu menguraikan efek hadirnya Islam di Asia Tenggara terhadap munculnya peradaban baru di kepulauan Melayu, khususnya di Indonesia. Mengapa dikatakan ‘baru’, yaitu alasannya adalah dimungkinkan sekali Islam telah menenteng nuansa-nuansa gres, baik dari segi iman, contoh pikir, budbahasa istiadat, bahasa dan budaya dan bahkan politik serta ideologi yang karenanya berinteraksi dengan peradaban antik di Kepulauan Melayu. Hasil dari interaksi dan saling imbas menghipnotis antara agama Islam dan peradaban pribumi tersebut menimbulkan suatu peradaban Melayu terbaru yang dipengaruhi oleh peradaban Islam.

Memang diakui kajian ini memang terlalu luas dan susah untuk diteliti dalam waktu yang singkat dan ditambah dengan tidak banyaknya literatur-literatur yang mempunyai otoritas dan dapat dipercaya yang mumpuni dalam kajian keislaman di Asia Tenggara, maka penelitian ini akan mengangkat tulisan-goresan pena Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengenai sejarah ajaran dan perihal Islamisasi di Kepulauan Melayu-Indonesia. Di antara goresan pena-tulisan yang berhubungan dengan kajian Islam di Kepulauan Melayu, Al-Attas ialah salah satu tokoh yang banyak punya dapat dipercaya tentang hal itu. Tulisan-tulisannya mengenai sejarah aliran dan perkembangan tasawuf di Asia Tenggara, terutama perihal tokoh tasawuf Nuruddin Al-Raniry dan Hamzah Fansuri, merupakan observasi yang menerima apresiasi tinggi di golongan ilmuan dan intelektual. Selain itu, banyak sekali tulisannya yang berkaitan dengan filsafat, sejarah ajaran, peradaban dan kebudayaan Melayu, pendidikan dan lain sebagainya menciptakan Al-Attas menjadi tokoh yang pantas untuk dikaji dan diteliti dari setiap goresan pena dan pemikirannya.

B. Rumusan Masalah
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa urusan utama yang menjadi fokus observasi yakni tentang Islamisasi Kepulauan Melayu dalam pandangan Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Maka sub problem di atas dapat dirincikan terhadap:

Bagaimanakah proses Islamisasi Kepulauan Melayu dalam pedoman Syed Muhammad Naquib Al-Attas?
Bagaimanakah pengaruh kehadiran Islam kepada masyarakat Melayu di Kepulauan Nusantara?

Permasalahan-problem pokok di atas merupakan hal penting yang ingin dijawab dalam observasi ini. Perlu diketahui bahwa Syed Muhammad Naquib al-Attas merupakan seorang tokoh yang serius dalam memberikan perhatian terhadap sejarah aliran Islam Asia Tenggara terutama perihal Sejarah peradaban dan kebudayaan Melayu. Oleh alasannya adalah itu, kedua persoalan inilah yang ingin dicari jawabannya dalam observasi ini.

C. Batasan Istilah
Untuk memelihara konsistensi dalam penggunaan ungkapan yang digunakandalam observasi ini, beberapa perumpamaan kunci yang terdapat di dalamnya akan diberikan batas pengertian sehingga terhindar dari kemungkinan terjadinya multi interpretasi dan kesimpangsiuran atas istilah-ungkapan yang dipakai. Adapun judul penelitian ini adalah “Pandangan Syed Muhammad Naquib Al-Attas perihal Islamisasi Kepulauan Melayu.” Judul observasi ini mencakup beberapa ungkapan kunci yaitu Pandangan, Islamisasi, dan Kepulauan Melayu.

Islamisasi dalam kajian ini memberikan sebuah proses pengislaman. Yaitu suatu acara yang berlangsung dalam sebuah waktu dan tempat, yang menyebabkan sebuah pergeseran dalam tataran konsep, contoh pikir, budaya, dan hukum-aturan hidup pada suatu masyarakat. Islamisasi jikalau merujuk kepada yang dikemukakan Syed Muhammad Naquib Al-Attas yaitu “Pembebasan manusia dari berbagai tradisi lama yang mengikatnya mirip tradisi magis, mitologis, animistis, nasional-kultural sehingga pada akibatnya menjadi insan Islam yang akal dan bahasanya tidak lagi dikendalikan oleh ilmu gaib, mitologi, animisme, takhyul, tradisi-tradisi nasional dan kulturalnya serta dari paham sekular”.[7]

Sementara tentang ungkapan ‘Kepulauan Melayu’ yang dimaksudkan dalam observasi ini yakni sejumlah pulau-pulau yang didiami oleh masyarakat Melayu. Kepulauan Melayu intinya merupakan formasi pulau-pulau yang tersebar merata dimulai dari pulau Madagaskar hingga ke pulau-pulau yang berada di samudera Fasifik, mirip pulau Solomon dan Hawai.[8] Ada perumpamaan lain dari Kepulauan Melayu yang sering disebutkan, ialah Kepulauan Nusantara. Istilah Nusantara menawarkan sebuah kawasan yang dimulai dari Pulau Sumatera di bab Barat hingga ke pulau rempah-rempah di Timur, dan dari Pulau Jawa di bagian Selatan menuju ke dataran Kamboja, semenanjung Indo-Cina di bagian Utara. Daerah ini dimengerti dengan nama Dunia Melayu, atau kerap kali disebut sebagai Nusantara atau dunia pulau-pulau.[9]

Namun, dalam observasi ini, sebagaimana pengkhususan yang dibuat Al-Attas bahwa dikala beliau membicarakan Kepulauan Melayu, dia cuma mengambil pola pada pulau Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Melayu (Malaysia kini). Hal ini masuk akal mengenang sejarah sudah menunjukkan bahwa permulaan kedatangan Islam dan penyebaran Islam di Kepulauan Melayu itu diawali dari ketiga pulau tersebut.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan balasan terhadap pertanyaan yang sudah dibatasi pada rumusan problem yang mengacu pada inventarisasi,[10] yakni menghimpun semua karya Syed Muhammad Naquib al-Attas yang bekerjasama dengan problem yang dibahas, lalu berupaya untuk merumuskannya dengan metodologi yang terang agar menjadi gagasan yang lebih utuh dan sistematis. Secara lebih khusus penelitian ingin mengetahui tentang:
  • Teori Islamisasi Kepulauan Melayu dalam persepsi Syed Muhammad Naquib Al-Attas.
  • Pengaruh kedatangan Islam terhadap masyarakat Melayu di kepulauan Nusantara.
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang dibutuhkan dari observasi ini yakni untuk memperkaya khazanah ilmu wawasan terutama yang berkaitan dengan teori Islamisasi di Kepulauan Melayu. Hasil observasi ini diharapkan berguna bagi semua orang yang meletakkan minat dan perhatian kepada sejarah anutan Islam di Asia Tenggara utamanya yang berkembang di Kepulauan Melayu.

Selanjutnya, observasi ini dibutuhkan mampu memajukan kesanggupan penulis dalam melaksanakan observasi ilmiah dan berfikir secara kritis dan sistematis. Hasil observasi yang dibentuk ini, biar dapat dijadikan sebagai pengetahuan perhiasan bagi semua orang yang menaruh minat dan perhatian kepada anutan tokoh Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang sampai ketika ini masih belum banyak disentuh oleh peneliti-peneliti sejarah ajaran Islam di Indonesia.

Kajian Terdahulu
Sebagai pemikir muslim terkenal,[11] kemungkinan besar telah banyak observasi yang sudah dilakukan berkaitan dengan Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang tersebar di dunia Muslim terutama di Asia Tenggara, baik observasi itu dilaksanakan oleh penulis-penulis muslim bahkan oleh peneliti abnormal. Namun dalam hal ini observasi-observasi perihal Syed Muhammad Naquib Al-Attas tersebut tidak dapat terdeteksi semuanya oleh penulis dikarenakan potensi dan waktu penulisan proposal yang singkat. Berdasarkan penelusuran penulis ke banyak sekali perpustakaan dan toko buku, maka penulis menemukan tiga observasi yang dijalankan kepada al-Attas, yaitu:
  • Wan Mohd Nor Wan Daud, yang sudah diterbitkan dalam bahasa Indonesia berjudul Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam: Syed Muhammad Naquib al-Attas, (Bandung: Mizan, 2003). Penelitian ini membahas pedoman al-Attas perihal pendidikan Islam yang ilham terutama berhubungan dengan Islamisasi ilmu pengetahuan sekaligus aplikasinya dalam pendidikan Islam.
  • S. Harahap, observasi ini ialah Skripsi yang dibentuk untuk menuntaskan pendidikan Strata-1 di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padang Sidempuan. Adapun judul penelitian tersebut yaitu “Hakikat Pendidikan Islam Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas”. Sesuai judulnya, penelitian ini memusatkan perhatian kepada hakikat hidup insan dalam kedudukannya sebagai makhluk pendidikan dalam tinjauan filsafat, terutama filsafat pendidikan Islam.
  • Rosnita, penelitian ini berupa tesis yang mulai diteliti pada tahun 2005 berjudul Pemikiran Syed Muhammad Naquib al-Attas Tentang Kurikulum Pendidikan Islam. Penelitian ini masih terkait dengan duduk perkara pendidikan alasannya adalah yang menjadi pokok utama observasi adalah tentang kurikulum pendidikan Islam. Penelitian ini lebih dikhususkan pada isi dan muatan pengetahuan yang terdapat dalam kurikulum berikut acuan-acuan pengorganisasian Kurikulum.
Memperhatikan kajian-kajian terdahulu tentang aliran Syed Muhammad Naquib Al-Attas, dapat dikenali bahwa penelitian-observasi yang sudah dijalankan semuanya mengacu pada duduk perkara pendidikan Islam. Padahal dimengerti bahwa Syed Muhammad Naquib Al-Attas, selain sebagai pemikir pendidikan Islam, juga merupakan tokoh yang cukup berkompeten dalam bidang-bidang yang lain, mirip filsafat, sejarah pemikiran, tasawuf, dan peradaban Islam di Asia Tenggara.

Karya-karya tulisnya perihal bidang-bidang yang disebutkan di atas telah diakui selaku karya tulis yang banyak mendapat apresiasi tinggi dari aneka macam kelompok yang sudah membaca tulisan-tulisannya. Syed Muhammad Naquib Al-Attas merupakan Professor Pemikiran Islam di Universitas Antar Bangsa Malaysia. Oleh sebab itu, cukup disayangkan kalau hanya aspek pendidikan saja dari sejumlah aliran yang dimiliki Al-Attas yang banyak dimunculkan kembali oleh para pemikir dan intelektual muda Islam. Dengan demikian, observasi ini akan mencoba memunculkan pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas wacana teori Islamisasi di Kepulauan Nusantara.

Metodologi Penelitian

a. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang hendak dikumpulkan dalam penelitian ini yakni data tertulis tentang ilham, pemikiran atau pedoman Al-Attas mengenai teori Islamisasi dan Pengaruhnya pada penduduk Melayu sebagaimana terdapat dalam beberapa buku yang ditulisnya. Sumber data yang dipakai dalam observasi ini meliputi kepada sumber primer dan sekunder. Sumber primer atau sumber pokok dalam observasi ini, yaitu termuat dalam Islam Dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu, Cet.2, (Bandung: Mizan, 1977), dan Islam And Secularism, (Delhi: New Crescent Publishing Co, 2002). Kedua buku ini berisi pandangan Naquib Al-Attas ihwal Islam dan peradaban Melayu.

Sedangkan sumber sekunder adalah sumber penunjang kepada sumber pokok, yaitu sumber atau tumpuan baik dalam goresan pena al-Attas sendiri, maupun dari tulisan orang lain berhubungan antara Islam dan peradaban Melayu. Adapun sumber-sumber sekunder tersebut antara lain: Karya-karya Syed Muhammad Naquib al-Attas: Dilema Kaum Muslimin, terj. Anwar Wahdi Hasi & Muchtar Zoerni, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986); Islam: The Concept of Religion and Foundation of Ethics and Morality, dalam Altaf Gauhar, (ed.), The Challenge of Islam (London: Islamic Council of Europe, 1978); Konsep Pendidikan Dalam Islam, terj. Haidar Bagir (Bandung: Mizan, 1984); Mohd. Koharuddin Mohd. Balwi, Peradaban Melayu, (Johor Darul Ta’zim: Universiti Teknologi Malaysia, 2005) dan lain sebagainya.

b. Metode dan Pendekatan
Metode yang digunakan dalam observasi ini ialah penelitian tokoh atau observasi biografis. Penelitian ini digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan keterkaitannya dengan masyarakat. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, dampak, baik imbas lingkungan maupun pengaruh pedoman dan pandangan baru dari tokoh tersebut pada era hidupnya.[12] Sementara pendekatan yang digunakan yakni pendekatan sejarah (historical approach). Hal ini dapat dikerjakan dengan mengetahui latar belakang dari tokoh tersebut. Latar belakang dapat dibagi menjadi dua macam, ialah latar belakang internal dan eksternal. Latar belakang internal meliputi terhadap; latar belakang kehidupan (abad kecil dan keluarga), latar belakang pendidikan, pengaruh yang diterima tokoh tersebut, segala macam pengalaman yang membentuk pandangannya, serta pertumbuhan pemikirannya. Selanjutnya dari sudut eksternal, mampu dilihat kepada; keadaan khusus yang dialami seorang tokoh, ialah keadaan sosio-ekonominya, politik, budaya, sastra dan filsafat. Hal ini penting mengingat seorang tokoh adalah anak zamannya. Tidak ada anutan seorang tokoh yang muncul tanpa konteks.[13]

Adapun dalam penelusuran data, observasi ini memakai observasi pustaka (library research) dengan membaca karya-karya al-Attas sebagai sumber pokok dan sumber pendukung. Begitu juga dengan penulis-penulis lain yang mengatakan mengenai ide al-Attas tersebut atau yang berkaitan dengan isu-info seputar dilema Islamisasi Kepulauan Melayu.

c. Pedoman Teknis Penulisan
Adapun selaku buku fatwa dalam teknis penulisan laporan penelitian, maka berpedoman kepada buku Pedoman Penulisan Proposal & Tesis yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara tahun 2006. Akan tetapi kalau pedoman dan teknik yang akan dipakai ternyata tidak ditemukan dalam buku tersebut, maka akan dipakai buku aliran lainnya, khususnya buku anutan yang memiliki model dan kemiripan yang serupa dengan buku pedoman yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara.

Sistematika Laporan Penelitian
Secara keseluruhan, laporan observasi ini akan dibagi dalam lima bab pembahasan. Bab satu selaku bab pendahuluan menerangkan secara ringkas tentang latar belakang yang menjadi dasar masalah, alasan dan pentingnya observasi ini. Dilanjutkan dengan perumusan persoalan, batas-batas perumpamaan, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian terdahulu, penjelasan mengenai metodologi penelitian dan sistematika laporannya.

Selanjutnya dalam bagian dua, akan diuraikan tentang bografi Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang meliputi; Kondisi Sosial, Kultural dan Politik sebelum dan sesudah kelahiran Al-Attas, Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan, Kegiatan dan Karir, dan karya-karya atau sumbangannya dalam khazanah keilmuan Islam.

Pada bagian ketiga, akan diterangkan tentang kondisi sosial dan budaya, metode keyakinan dan anutan penduduk Melayu pra Islam. Dilanjutkan dengan teori-teori Islamisasi di kepulauan Nusantara yang dikemukakan oleh para ahli serta klarifikasi perihal imbas-imbas kehadiran Islam kepada penduduk Melayu di kepulauan Nusantara.

Pembahasan pada bab keempat ialah pembahasan yang berkonsentrasi pada pandangan-persepsi Al-Attas berhubungan dengan; sejarah kebudayaan, tata cara doktrin dan persepsi dunia penduduk Melayu pra-Islam, teori Islamisasi Kepulauan Melayu-Indonesia, dan dampak kehadiran Islam dalam metode kehidupan masyarakat Melayu.

Adapun bagian kelima sebagai bagian epilog, akan berisi pada kesimpulan dan komentar penulis dalam menyaksikan teori Islamisasi yang dikemukakan Al-Attas, sekaligus berusaha menyimpulkan pandangan Al-Attas tersebut secara lebih utuh dan sistematis.

Daftar Pustaka dan Footnote
  • Albert Hourani, Islam Dalam Pandangan Eropa, Terj. Imam Baihaqi & Ahmad Baidlowi Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1970
  • Anton Bakker & Achmad Charris Zubeir, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990
  • Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, cet.10, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000
  • M. Nasir Tamara & Saiful Anwar Hashem, Agama dan Dialog Antar Peradaban, dalam Agama dan Peradaban, dalam: M. Nasir Tamara & Elza Peldi Taher (ed.), Jakarta: Paramadina, 1996
  • Mohd. Koharuddin Mohd. Balwi, Peradaban Melayu, Johor Darul Ta’zim: Universiti Teknologi Malaysia, 2005
  • Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularism, Delhi: New Crescent Publissing Co, 2002
  • Omar Farouk, Muslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju Kebangkitan Islam, dalam: Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Saiful Muzani (ed.), Jakarta: Pustaka LP3ES, 1993
  • Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, (Jakarta: Mulya Istiqomah Press, 2006) h. 41. Anton Bakker & Achmad Charris Zubeir, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1990
  • Umi Chulsum & Windi Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya: Kashiko, 2006
  • Ziauddin Sardar, Masa Depan Peradaban Islam, Alih Bahasa: Mochtar Zoerni & Ach. Hafas Sn, Surabaya: Bina Ilmu, 1985
  • Ziauddin Sardar & Merryl Wyn Davies (ed.), Wajah-Wajah Islam, terj. A.E. Priono dan Ade Armando, Bandung: Mizan, 1989
Footnote
----------------------
[1] Azra, Jaringan.., h. 24
[2] Lihat, A. Hasjmi (peny.) sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Bandung: Al-Ma’akil, 1989) h. 7
[3] Azra, Jaringan.., h. 28
[4] S.M.N. Al-Attas, Preliminary Statement on a General Theory of the Islamization of the Malay-Indonesian Archipelago, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1969) h. 1
[5] Omar Farouk, Muslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju Kebangkitan Islam, dalam: Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Saiful Muzani (ed.), (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1993) h. 23-24
[6] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, cet.10 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000) h. 4
[7] Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularism, (Delhi: New Crescent Publissing Co, 2002) h. 197-198
[8] Untuk lebih lengkap mengenai konsep Dunia Melayu, mampu dilihat Pada Mohd. Koharuddin Mohd. Balwi, Peradaban Melayu, (Johor Darul Ta’zim: Universiti Teknologi Malaysia, 2005) h. 4-14
[9] Mohd. Taib Osman, Islamic Civilization in the Malay World, (ed.) (Selangor Darul Ihsan: Dewan Bahasa dan Pustaka and The Research Centre For Islamic History, Art and Culture, 1997) h. xxv
[10] Inventarisasi: membaca dan mempelajari secara luas dan mendalam anutan seorang tokoh sehingga mampu diuraikan setepat dan sejelas mungkin. Hal ini sangat urgen dijalankan sebab untuk mengenali pedoman seorang tokoh akan sukar dikerjakan oleh orang yang tidak memiliki pemahaman yang mendalam kepada objek yang diteliti. Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, (Jakarta: Mulya Istiqomah Press, 2006) h. 41. Anton Bakker & Achmad Charris Zubeir, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990) h. 58
[11] Ziauddin Sardar menyebut Naquib Al-Attas selaku salah satu pemikir paling orisinil pada zaman sekarang ini. Professor Al-Attas yaitu pengarang buku Islam, Secularism and the Philosophy of the Future (1984) yang banyak mendapat sambutan, dan studi-studi yang sungguh monumental ihwal tasawuf, termasuk The Mysticism of Hamzah Fansuri (1970) dan A Commentary of the Hujjat Al-Shadiq of Nur Al-Din Al-Raniri (1986). Dia telah sukses memecahkan teka-teki antik Inskripsi Trengganu dan memperoleh manuskrip Melayu Tertua: Sebuah Terjemahan Melayu Abad ke-16 dari ‘Aqa`id Al-Nasafi (1988). Al-Attas ialah pendiri dan direktur Internasional Institute of Islamic Thought and Civilization di Kuala Lumpur, Malaysia. Lihat; Ziauddin Sardar & Merryl Wyn Davies (ed.), Wajah-Wajah Islam, terj. A.E. Priono dan Ade Armando, (Bandung: Mizan, 1989) h. 13
[12] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 62
[13] Harahap, Metodologi..., h. 36

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)