Selasa, 13 Oktober 2020

Makalah Biografi Burhanuddin Az-Zarnuji Perkembangan Pedoman Pendidikan Islam

Az-Zarnuji memiliki nama lengkap adalah Burhanuddin al-Islam Az-Zarnuji, almarhum hidup pada tamat ke-12 dan awal kala 13 yang kira-kira tahun 591-640H/1195-1243 M).[1]Pada zamannya ia tampakkemajuan pendidikan Islam berpusat pada pada kota Bukhara dan Samarkan, pusat-pusat bergulirnya proses pendidikan waktu itu masih memakai Mesjid-mesjid selaku forum institusi pendidikan.[2]

Pemikiran Burhanuddin Az-Zarnuji tertuang dengan terperinci pada kitabnya yang berjudul Ta'allimu Ta'allim Thuruq al-Ta'allum(panduan bagi penuntut ilmu pengetahuan)[3], dalam kitab ini tampakbahwa sudah membut wacana desain pendidikan hingga pada sistem, prinsfi mencar ilmu, seni manajemen belajar, dan subtansi dari kaitan ini yaitu kajian wacana penanaman budbahasa.

Keunikan dan keunggulan kitab Ta'limul Mu'alliimun yaitu ketika Az-Zarnuji sudah bisa merumuskan bahwa pendidikan itu mempuyai urgensi dan pengertian tentang keistimewaan ilmu, niat belajat, memilih guru, sahabat dan religius yang baik, mengaungkan ilmu dan orang yang terpelajar, ulet dan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, sistematika pembelajaran yang baik, tawakkal, waktu yang bail menemukan pengajaran, simpati, empati dan saran, mengambil usulan, bersikap wara', sesuatu yang menyebabkan hafal dan lupa, sesuatu yang bias mempesona dan menolak rezky. Hal berikut menjadi bagian-bab yang tertulis dan menjadi point-point penting dalam bukunya.[4]

Konsep Pendidikan Az-Zarnuji

Dalam bukunya Ta'limul Mu'tallimun menjelaskan tentang pembahasan pembagian ilmu yakni :

Pengetahuan menurut ia dibagi menjadi dua kategori, yakni ilmu-ilmu yang fardhu 'ain yakni ilmu yang berkaitang dengan kegiatan seorang muslim sehari-hari dan ilmu ini sifatnya perorangan, mirip ilmu Fiqh, Ushul Fiqh, yang kedua yaitu ilmu fardhu kifayah adalah ilmu yang berkaitan dengan orang banyak(komunitas) dalam penggunaannya, seperti ilmu pengobatan, ilmu Astronomi dan ilmu-ilmu yanglainnya. Secara subtansial konsep pendidikan yang disediakan ia tidak jauh berbebda dengan desain pendidikan yang telah pernah diajarkan oleh Imam al-Ghazali sebagaimana ia mengkategorikannnya menjadi ilmu wajib ain dan ilmu yang wajib kifayah.[5]

Tujuan dan niat berguru, ia menekan bahwa bagaimana kita menerima ridhonya Allah Swt[6]
Metode etik yakni bagaimana pelajar mengaplikasikan teori dalam bentuk praktek di kehidupan sehari-hari dan tata cara straregi yaitu bagaimana pelajar bisa menentukan pelajar yang disukainya.

Menurut Burhanuddin Az-Zarnuji hal yang paling urgen sekali dalam proses ajar yaitu bagaimana guru bersikap dan berprilaku sebagai inspirator dalam mendidik pelajar menuju target yang telah dierncanakan, begitu juga dikala para pengajar dituntut supaya mempermudah dan menyuederhanakan bahan dan proses pendidikan, selanjutnya dalam hal kognitif, afektif dan psikomotorik harus menjadi prioritas utama bagi para pengajar dalam mengajarkan ilmu terhadap murid dan menunjukkan pendewasan terhadap para murid dikala memahami dan mengartikan ilmu wawasan.

Footnote
  • [1]Abuddin Nata,Pemikiran Para tokoh Pendidikan Islam Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1998),h.41
  • [2]Zuharini,Sejarah Penddikan Islam(Jakarta:Bumi Aksara,1992),h.7,lihat juga Abuddin Nata,diantara tokoh peneliti berpendapat Az-Zarnuji hidup sehabis al-Ghazali(450 H/1058)ialah di Zaradj yang kini dikenal dengan Afganistan
  • [3]Ali As'Ad:terjemahan Ta'limul Muta'allim(Bimbingan bagi Penuntut Ilmu(Yogyakarta:Menara Kudus),h.2.lihat juga Mehdi Nakosteen,Konteribusi Islam Atas Dunia Intelektuan Barat Deskripso analisis Abad Keemasan Islam(Surabaya:Risalah Gusti),h.142,az-Zarnuji seorang tokoh yang digolongkan selaku tokoh pembaharru zaman utamanya terobosan-terobosan yang dia kerjakan dalam pergantian dan pengembangan pendidikan
  • [4]Ibid,h.11
  • [5]Ibid
  • [6] Ibid,berdasarkan Az-Zarnuji para penuntut ilmu jangan sampai keliru dalam menentukan niat dalam mencar ilmu karena niat akan menemukan kelezatan ilmu dan amal nantinya serta akan mengikiskan kecintaan terhadap harta benda.

Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com


EmoticonEmoticon