BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Makalah Munasabah Al-quran
Quran ialah firman yang terakhir, penjaga dan pelindung wahyu yang pernah diterima oleh rasul terdahulu, serta merupakan embel-embel dan penyempurna (pedoman) yang mau menuttut kehidupan umat dimasa depan. Quran ialah juga sumber ilmu wawasan yang hingga kini masih digali isi kandungannya,baik dari kalangan muslim maupun dari kelompok non muslim.
Namun usaha itu menemukan kendala, karna alquran tidan tersusun mirip susunan karaya ilmiah. Banyak duduk perkara inti yang silih bergandi diungkapan dalam alquran, sehingga menurut shihap, sangat diperlukan cara-cara yang mudah dalam memahaminya. Hal ini mampu ditolerir mengigat alquran merupakan kitab yang tidak mampu diketahui dengan bekal ilmu wacana pemahaman ilmu alquran yang minim.
Munasabah merupakan satu dari sekian banyak cara dalam menolong memahami makana yang terkandung didalam alquran. Dalam fenomena ini munasabah berusaha menyaksikan kekerabatan antara satu ayat dengan ayat yang yang lain, pembukaan surat dengan final surat dan satu surat dengan surat yang lainya, baik yang dibelakang maupun didepan surat tersebut. Dengan memperhatikan munasabah berarti telah berupaya sebaik-baiknya dalam menafirkan alquran.
Munasabah mempunyai tugas yang sensitifkan dalam mengetahui makna alquran. Hal ini seperti pandangan Zuhdi, bahawa ilmu munasabah mampu berperan dalam mengantikan ilmu asbabu al-nuzul, apabila seorang tidak mengenali seab turunnnya satu ayat, tetapi mengetahui korelasinya, Untuk mengarahkan pengkajian ihwal munasabah sampai dapat menciptakan suatu masukan yang bermutu, maka beranjak dari latar belakang dilema tadilah menyebabkan masalah tentang apa sebetulnya munasabah tersebut ?
A. PENGERTIAN MUNASABAH
Pengertian munasabah dapat difahami dari dia sudut tinjauan ,yaitu secara bahasa dan ungkapan .zakarshi memberikan pengertian dari sudut bahasa, bahwa:
المناسبة فى اللغة المقاربة
(Al munasahabah dalam bahasa artinya berarti kedekatan)
Dalam kontek ini nyaris dapat dipastikan bahwa ayat dalam alquran memiliki relasi yang bersahabat. Untuk pertanda lebih jauh lagi perihal maka dapat diliha pengertiannya berdasarka ungkapan, ialah: “Al-munasabah yaitu adanya bentuk ikatan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain dalam satu surat, antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam surat yang berbeda, aatu antara satu surat dengan surat lainnya.”
Dalam hal tersebut bukan saja pertalian yang bersifat kesesuan saja, nmaun memiliki banyak bentuk persesuain, antara lain mirip disebutkan suyuthi bahwa keterkaitan tersebut mirip berikut :
“Macam-macam bentuk keterkaiatan nya yakni antara lain berbentuk seperti sabab dan musababnya, persesuaian dan kontradiksi.”
Namun berdasarkan Chirzin bahwa bentuk kesesuain tersebut lebih didominasi oleh kaitan yang berkisar sekitar sebab balasan dan kontradiksi, karena jikalau ayat itu tidak saling bertemu maka tentu berhadapan selaku musuh.
B. Pembagian Munasabah
Berdasarkan pemahaman diatas, maka munasabah diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Munasabah ayat dengan ayat dalam satu surat
Munasabah ayat dengan dengan ayat, terdapat dua pokok duduk perkara yang fundamental, pertama antara ayat dengan ayat kelihatan terang, hal ini dapat terlihat dari ayat yang diperantarai dengan huruf athaf, seperti ungkapan Zarkashi, mengutip firman Allah swt :
Dia mengenali apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. dan Dia-lah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun. (Q.S. Saba ‘ (34) : 2)
Huruf athaf pada ayat tersebut menunjukkan keselarasan tersebut termasuk bentuk kesesuaian. Kemudian ada lagi korelasi antara satu ayat dengan ayat yang lainnya tidak terlihat terang, menurut zakarshimembutuhkan satu alat untuk menjadi bukti wacana keterikatnnya berupa keterkaitan dari sudut ma`nawi. Dan jika diteliti lebih jauh lagi maka tersirat bahwa kekerabatan secara ma`nawi dikatakorikan lagi tiga jenis, ialah takzir (kekerabatan perbadingan), mudhabah (hubungan pertetangan) dan Istidrat(relasi yang mencerminkan adanya kaiatan antara sebuah problem dengan dilema lainnya.
2. Munsabah antara satu surat dengan surat yang yang lain
Didalam alquran tidak saja terjadi munasabah antara satu ayat dengan ayat yang lain saja, namaun antara satu surat dengan surat lainnya juga terjadi munasabah. Munasabah yang terjadi bisa saja sifatnya berkesusasian, berlawanan dan alasannya balasan.
3. munasabah antara permulaan ayat dengan selesai ayat dalam satu surat
Di samping dua klasifikasi munasabah diatas, maka lebih lanjut dinyatakan bahwa munasabah juga terjadi antara awal dan selesai ayat pada satu surat. Konsekwensinya adalah alquran memiliki keunikan terdiri jika dibandikan dengan kitab-kitab sebelumnya.
C. MUNASABAH DALAM TATARAN PRAKTIS
Untuk mengenali lebih jelasnya perihal munasabah, maka akan diuraikan dengan dengan dua buku tafsir-jajalain dan maraghi-yang dispessifikasikan pada surat al-quraisy
1. munasabah antara satu ayat dengan ayat lainnya dalam satu surat
(Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu sudah bertindak kepada tentara bergajah) . (Q.S al-Fiil : 1).
Dalam tafsir jajalain ditafsirkan dengan dua penggalan kata, yaitu ; yang merupakan istifham dan mengandung makna ta`ajub, artinya mirip kamu merasa kesengsem. Kemudian كيف فعل ربك بأ صحاب الفيل yang maksudnya yaitu Mahmudlah yang memiliki gajah dengan dibarengi sahabatnya Abraham yang merupakan raja dari Yaman berikut tentaranya yang sudah membangun suatu gereja dengan tujuan semoga orang berpaling menziarahi Makkah. Pada suatu hari ada seorang dari kinanah yang mengotori dengan berniat menghinanya. Dengan keadaan itu abraham bertekat untuk menghacurkan ka`bah maka Allah mengantarkan kepada mereka apa yang dikisahkan pada firman Allah selanjutnya.
Tafsir maraghi menguraikan ayat tersebut mirip berikut ; maksudnya yakni apakah enkau tidak mengerti sebuah insiden yang mena`jubkan dan agung, yang menunjukan betapa besarnya kesusahan Allah kebijakannya terhadap ashabul fiil yang berusaha menghancurkan ka`bah. Hal ini sulit dianalisa alasannya adalah musababnya, karna belum pernah terjadi gerombolan burung menyerang satu kaum saja sementara kaum yang lain tidak diserang. Semua itu gejala akal yang maha menertibkan dan dilaksanakan untuk menjaga ka`bah. Secara mendalam ayat ini menandakan perumpamaan melihat untuk pemahaman mengenali. Konsekwensiya adalah peristiwa mutlak benar dan telah diketahui , sehingga esensi mengetahui dalam hal kejelasannya setara dengan pengetahuan yang didasarkan pada penglihatan dan kesaksian.
Korelasi ayat tersebut dengan ayat berikut :
(bukankah dia menjadikan akal busuk mereka itu tidak berguna). (Q.S al-Fiil : 2).
Dalam tafsir jalalain kata ألم يجعل maksudnya sudah menjadikan dalam rangka menghancurkan ka`bah فى تضليل maksudnya menjerumuskan mereka kedalam kerugian dan kebinasaan.
Dalam tafsir maraghi diterangkan bahwa sesungguhnya kalian menyaksikan apa yang sudah dilaksanakan Allah dengan menggagalkan usha mereka. Sehingga menjadi pudar usaha yang mereka susun secara baik sebelumnya.
Korelasi yang terjadi pada ayat tersebut yakni sifatnya berkesesuaian yakni ayat yang pertama menggambarkan bagaimana antisipasi serdadu bergajah dalam menghancurkan ka`bah yang diridhai allah, kemudian ayat kedua dikuatkan oleh Allah bahwa perjuangan tersebut ialah kesia-siaan.
2. Munasabah Antara Satu Surat Dengan Surat Yang Lainnya
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
(kemudian ia menyebabkan mereka mirip daun-daun yang dimakan)
Penafsiran dalam jalalain yakni ; bab daun yang dikonsumsi oleh ternak, diinjak dan dicabik-cabiknya. Maksudnya Allah akan merusak setiap orang dengan watu yang ada padanya dan termaktub pada kerikil itu nama orang yang hendak dikenainya. Dan watu itu lebih besar dari pada adasah dan lebih kecil dari biji kacang Hums yang dapat menembus topi baja yang berlangsung kaki beserta gajahnya, kemudian kerikil itu jatuh ketanah, sehabis perihal tubuh mereka, peristiwa itu terjadi pada tahun kelahiran nabi.
Kemudian penafsiran dalam maraghi adalah ; maka menimbulkan keadaan mereka bagaikan dedaunan yang rusak atau dimakan ulat /hama. Dengan kata lain mereka bagaikan dedaunan yang dimakan binatang ternak dan bab yang lain awut-awutan keluar dari mulut ternak setelah dikunyah.
Kolerasi ayat tersebut permulaan surat al-q’uraisy. Dalam penafsiran jalalain yaitu ;
(karna kebiasaan orang-orang quraisy ialah kebiasaan mereka)
Maksudnya kebiasaan yang terakhir yakni memperlihatkan penitikberatan pada kebiasaan sebelumnya.
Kemudian dalam tafsir maraghi diungkapkan sebagi berikut ;
(karna kebiasaan orang quraisy adalah kebiasaan mereka berpergian pada demam isu hambar dan panas).
Seyogyanya kaum quraisy menyembah tuhannya sebagi rasa syukur atas karunianya yang sudah menjadikan mereka selaku kaum pedangang yang banyak berpergian, sebagai akhir dari negeri yang tempati tandus. Bagi mereka berupa suatu kebiasaan melakukan perjalanan melaksanakan perjalanan untuk jualan dimusim dinggin ke Yaman. Mereka berbelanja wewangian, rempah-rempah yang didatangkan dari India dan Teluk persi, lalu di pasarkan kenegeri mereka. Ketika animo panas mereka pergi ke Syam untuk berbelanja hasil pertanian untuk dibawa kenegri mereka yang minus.
Korelasi yang terjadi dalm surat Al-fiil dan Al-quraisy yakni ; dalam al-fiil terkandung klarifikasi wacana nikmat allah yang di anugrahkan pada penduduk Makkah. Hal ini tampak dari penjelasan surat al-fiil yang menyebutkan bahwa Allah merusak musuh-musuh mereka yang datang menghancurkan ka`bah. Kenudian pada surat al-quraisy dijelaskan ihwal nikmat Allah yang dilimpahkan terhadap mereka, yaitu terhimpunnya mereka dalam satu kesatuan yng kuat. Sehingga mereka bisa melakukan perjalanan di musim panas dan cuek dalam usaha perdagangan. Korelasi yang terjadi sifatnya alasannya-akibab.
3. Munasabah antara permulaan dengan akhir ayat pada satu surat
Munasabah yang dijelaskan di permulaan dan di final surat al-fiil ialah
(Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana tuhanmu sudah bertindak terhadap serdadu bergajah)
Ayat tersebut berkorelasi dengan ayat ;
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
(lalu ia menimbulkan mereka seperti daun-daun yang dikonsumsi)
Ayat diatas tidak ditafsirkan,mengenang sudah ditafsir sebelumnya.adapun munasabah yang terjadi pada surat ini yakni ; pada awal surat diterangkan pada impian pasukan bergajah yang dipimpin Abraham, untuk merusak ka`bah yang tidak di ridhai Allah . dan Allah menunjukkan kemasa kuasaannya dalam membatasi prajurit bergajah. Kemudian pada akhir surat dijelaskan balasan yang diderita oleh prajurit bergajah atas rencana buruk mereka untuk merusak .ka`bah. adapun munasabah yangterjadi sifatnya berkesesuaian.
Untuk perbedaan dua penafsiran tersebut ialah sebagai berikut :
1. Tafsir jalalain
Pembahasan munasabah tidak begitu mempesona dibahas oleh mahir tafsir mirip pembahsan pada ilmu al-quran lainnya (ababu an nuzul,nasakh dan mansukh dll), kondisi ini terbukti dengan sekurang-kurangnya literatur tentang munasabah itu. Namun keadaan ini bukan memiliki arti tidak penting selaku metode dalam mengetahui makna al-quran.
Disisi lain Zarkashi mensinyalir adanya manfaat mengetahui munasabah untuk menafsirkan al-quran, yakni menjadikan bab-bab kalimat menjadi satu keutuhan, yang diungkapkan dengan sling keterkaitan antara satu dan lainnya sehingga membantu andal tafsir dalm mengerti makna yang terkandung dalam al-quran.
Pengetahuan kepada munasabah tersebut bukanlah taufiqi, akan tetapi ialah ijtihat mufassir, dan buah penghayatannya kepada kemu`jizatan al-quran dan belakang layar retorika dari segi keterangannya .yang berdikari. Apabila munasabah itu ,halujs ma`nanya, keselarasan konteknya, sesuain asas kebahasaan dalam bahasa arab, maka mkunasabah itu mampu diterima.
Munasabah ialah satu dari sekian banyak metode dalm mengetahui kandungan al-quran. Dalam prosesnya dibutuhkan kreatifan raso dalam mendapatkan munasabah ayat. Namun tidaklah rasio dipakai secara bebas.
Ditinjau dari sisi esensinya, maka munasabah terbagi tiga bentuk ialah munasabah satu ayat dengan ayat yang lain dalm satu surat, munasabah antara satu surat dengan surat lainnya, dan munasabah antara awal surat dengan akhir surat. Sebagi bukti jelas adanya munasnah mirip terlihat dari dua tafsir yang dipakai dalam mendapatkan munasabah tersebut.
Melihat agak rumitnya memperoleh munasabah antara satu ayat dengan ayat lainnya, maka pendidikan ialah satu solusi dalm mengatasinya. Namun tinjauan lain melihat bahwa dengan dijadikan al-quran selaku ilmu yang dipelajari terutama disekolah agama, maka untuk melancarkan proses belajar-mengajar ada baiknya pendidik mengerti munasabah, demi .memudahkan mentrnfer ilmu al-quran sampai lancarnya proses berguru-mengajar.
Namun usaha itu menemukan kendala, karna alquran tidan tersusun mirip susunan karaya ilmiah. Banyak duduk perkara inti yang silih bergandi diungkapan dalam alquran, sehingga menurut shihap, sangat diperlukan cara-cara yang mudah dalam memahaminya. Hal ini mampu ditolerir mengigat alquran merupakan kitab yang tidak mampu diketahui dengan bekal ilmu wacana pemahaman ilmu alquran yang minim.
Munasabah merupakan satu dari sekian banyak cara dalam menolong memahami makana yang terkandung didalam alquran. Dalam fenomena ini munasabah berusaha menyaksikan kekerabatan antara satu ayat dengan ayat yang yang lain, pembukaan surat dengan final surat dan satu surat dengan surat yang lainya, baik yang dibelakang maupun didepan surat tersebut. Dengan memperhatikan munasabah berarti telah berupaya sebaik-baiknya dalam menafirkan alquran.
Munasabah mempunyai tugas yang sensitifkan dalam mengetahui makna alquran. Hal ini seperti pandangan Zuhdi, bahawa ilmu munasabah mampu berperan dalam mengantikan ilmu asbabu al-nuzul, apabila seorang tidak mengenali seab turunnnya satu ayat, tetapi mengetahui korelasinya, Untuk mengarahkan pengkajian ihwal munasabah sampai dapat menciptakan suatu masukan yang bermutu, maka beranjak dari latar belakang dilema tadilah menyebabkan masalah tentang apa sebetulnya munasabah tersebut ?
BAB II
PEMBAHASAN
Makalah Munasabah Al-quran
A. PENGERTIAN MUNASABAH
Pengertian munasabah dapat difahami dari dia sudut tinjauan ,yaitu secara bahasa dan ungkapan .zakarshi memberikan pengertian dari sudut bahasa, bahwa:
المناسبة فى اللغة المقاربة
(Al munasahabah dalam bahasa artinya berarti kedekatan)
Dalam kontek ini nyaris dapat dipastikan bahwa ayat dalam alquran memiliki relasi yang bersahabat. Untuk pertanda lebih jauh lagi perihal maka dapat diliha pengertiannya berdasarka ungkapan, ialah: “Al-munasabah yaitu adanya bentuk ikatan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain dalam satu surat, antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam surat yang berbeda, aatu antara satu surat dengan surat lainnya.”
Dalam hal tersebut bukan saja pertalian yang bersifat kesesuan saja, nmaun memiliki banyak bentuk persesuain, antara lain mirip disebutkan suyuthi bahwa keterkaitan tersebut mirip berikut :
“Macam-macam bentuk keterkaiatan nya yakni antara lain berbentuk seperti sabab dan musababnya, persesuaian dan kontradiksi.”
Namun berdasarkan Chirzin bahwa bentuk kesesuain tersebut lebih didominasi oleh kaitan yang berkisar sekitar sebab balasan dan kontradiksi, karena jikalau ayat itu tidak saling bertemu maka tentu berhadapan selaku musuh.
B. Pembagian Munasabah
Berdasarkan pemahaman diatas, maka munasabah diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Munasabah ayat dengan ayat dalam satu surat
Munasabah ayat dengan dengan ayat, terdapat dua pokok duduk perkara yang fundamental, pertama antara ayat dengan ayat kelihatan terang, hal ini dapat terlihat dari ayat yang diperantarai dengan huruf athaf, seperti ungkapan Zarkashi, mengutip firman Allah swt :
Dia mengenali apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. dan Dia-lah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun. (Q.S. Saba ‘ (34) : 2)
Huruf athaf pada ayat tersebut menunjukkan keselarasan tersebut termasuk bentuk kesesuaian. Kemudian ada lagi korelasi antara satu ayat dengan ayat yang lainnya tidak terlihat terang, menurut zakarshimembutuhkan satu alat untuk menjadi bukti wacana keterikatnnya berupa keterkaitan dari sudut ma`nawi. Dan jika diteliti lebih jauh lagi maka tersirat bahwa kekerabatan secara ma`nawi dikatakorikan lagi tiga jenis, ialah takzir (kekerabatan perbadingan), mudhabah (hubungan pertetangan) dan Istidrat(relasi yang mencerminkan adanya kaiatan antara sebuah problem dengan dilema lainnya.
2. Munsabah antara satu surat dengan surat yang yang lain
Didalam alquran tidak saja terjadi munasabah antara satu ayat dengan ayat yang lain saja, namaun antara satu surat dengan surat lainnya juga terjadi munasabah. Munasabah yang terjadi bisa saja sifatnya berkesusasian, berlawanan dan alasannya balasan.
3. munasabah antara permulaan ayat dengan selesai ayat dalam satu surat
Di samping dua klasifikasi munasabah diatas, maka lebih lanjut dinyatakan bahwa munasabah juga terjadi antara awal dan selesai ayat pada satu surat. Konsekwensinya adalah alquran memiliki keunikan terdiri jika dibandikan dengan kitab-kitab sebelumnya.
C. MUNASABAH DALAM TATARAN PRAKTIS
Untuk mengenali lebih jelasnya perihal munasabah, maka akan diuraikan dengan dengan dua buku tafsir-jajalain dan maraghi-yang dispessifikasikan pada surat al-quraisy
1. munasabah antara satu ayat dengan ayat lainnya dalam satu surat
(Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu sudah bertindak kepada tentara bergajah) . (Q.S al-Fiil : 1).
Dalam tafsir jajalain ditafsirkan dengan dua penggalan kata, yaitu ; yang merupakan istifham dan mengandung makna ta`ajub, artinya mirip kamu merasa kesengsem. Kemudian كيف فعل ربك بأ صحاب الفيل yang maksudnya yaitu Mahmudlah yang memiliki gajah dengan dibarengi sahabatnya Abraham yang merupakan raja dari Yaman berikut tentaranya yang sudah membangun suatu gereja dengan tujuan semoga orang berpaling menziarahi Makkah. Pada suatu hari ada seorang dari kinanah yang mengotori dengan berniat menghinanya. Dengan keadaan itu abraham bertekat untuk menghacurkan ka`bah maka Allah mengantarkan kepada mereka apa yang dikisahkan pada firman Allah selanjutnya.
Tafsir maraghi menguraikan ayat tersebut mirip berikut ; maksudnya yakni apakah enkau tidak mengerti sebuah insiden yang mena`jubkan dan agung, yang menunjukan betapa besarnya kesusahan Allah kebijakannya terhadap ashabul fiil yang berusaha menghancurkan ka`bah. Hal ini sulit dianalisa alasannya adalah musababnya, karna belum pernah terjadi gerombolan burung menyerang satu kaum saja sementara kaum yang lain tidak diserang. Semua itu gejala akal yang maha menertibkan dan dilaksanakan untuk menjaga ka`bah. Secara mendalam ayat ini menandakan perumpamaan melihat untuk pemahaman mengenali. Konsekwensiya adalah peristiwa mutlak benar dan telah diketahui , sehingga esensi mengetahui dalam hal kejelasannya setara dengan pengetahuan yang didasarkan pada penglihatan dan kesaksian.
Korelasi ayat tersebut dengan ayat berikut :
(bukankah dia menjadikan akal busuk mereka itu tidak berguna). (Q.S al-Fiil : 2).
Dalam tafsir jalalain kata ألم يجعل maksudnya sudah menjadikan dalam rangka menghancurkan ka`bah فى تضليل maksudnya menjerumuskan mereka kedalam kerugian dan kebinasaan.
Dalam tafsir maraghi diterangkan bahwa sesungguhnya kalian menyaksikan apa yang sudah dilaksanakan Allah dengan menggagalkan usha mereka. Sehingga menjadi pudar usaha yang mereka susun secara baik sebelumnya.
Korelasi yang terjadi pada ayat tersebut yakni sifatnya berkesesuaian yakni ayat yang pertama menggambarkan bagaimana antisipasi serdadu bergajah dalam menghancurkan ka`bah yang diridhai allah, kemudian ayat kedua dikuatkan oleh Allah bahwa perjuangan tersebut ialah kesia-siaan.
2. Munasabah Antara Satu Surat Dengan Surat Yang Lainnya
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
(kemudian ia menyebabkan mereka mirip daun-daun yang dimakan)
Penafsiran dalam jalalain yakni ; bab daun yang dikonsumsi oleh ternak, diinjak dan dicabik-cabiknya. Maksudnya Allah akan merusak setiap orang dengan watu yang ada padanya dan termaktub pada kerikil itu nama orang yang hendak dikenainya. Dan watu itu lebih besar dari pada adasah dan lebih kecil dari biji kacang Hums yang dapat menembus topi baja yang berlangsung kaki beserta gajahnya, kemudian kerikil itu jatuh ketanah, sehabis perihal tubuh mereka, peristiwa itu terjadi pada tahun kelahiran nabi.
Kemudian penafsiran dalam maraghi adalah ; maka menimbulkan keadaan mereka bagaikan dedaunan yang rusak atau dimakan ulat /hama. Dengan kata lain mereka bagaikan dedaunan yang dimakan binatang ternak dan bab yang lain awut-awutan keluar dari mulut ternak setelah dikunyah.
Kolerasi ayat tersebut permulaan surat al-q’uraisy. Dalam penafsiran jalalain yaitu ;
(karna kebiasaan orang-orang quraisy ialah kebiasaan mereka)
Maksudnya kebiasaan yang terakhir yakni memperlihatkan penitikberatan pada kebiasaan sebelumnya.
Kemudian dalam tafsir maraghi diungkapkan sebagi berikut ;
(karna kebiasaan orang quraisy adalah kebiasaan mereka berpergian pada demam isu hambar dan panas).
Seyogyanya kaum quraisy menyembah tuhannya sebagi rasa syukur atas karunianya yang sudah menjadikan mereka selaku kaum pedangang yang banyak berpergian, sebagai akhir dari negeri yang tempati tandus. Bagi mereka berupa suatu kebiasaan melakukan perjalanan melaksanakan perjalanan untuk jualan dimusim dinggin ke Yaman. Mereka berbelanja wewangian, rempah-rempah yang didatangkan dari India dan Teluk persi, lalu di pasarkan kenegeri mereka. Ketika animo panas mereka pergi ke Syam untuk berbelanja hasil pertanian untuk dibawa kenegri mereka yang minus.
Korelasi yang terjadi dalm surat Al-fiil dan Al-quraisy yakni ; dalam al-fiil terkandung klarifikasi wacana nikmat allah yang di anugrahkan pada penduduk Makkah. Hal ini tampak dari penjelasan surat al-fiil yang menyebutkan bahwa Allah merusak musuh-musuh mereka yang datang menghancurkan ka`bah. Kenudian pada surat al-quraisy dijelaskan ihwal nikmat Allah yang dilimpahkan terhadap mereka, yaitu terhimpunnya mereka dalam satu kesatuan yng kuat. Sehingga mereka bisa melakukan perjalanan di musim panas dan cuek dalam usaha perdagangan. Korelasi yang terjadi sifatnya alasannya-akibab.
3. Munasabah antara permulaan dengan akhir ayat pada satu surat
Munasabah yang dijelaskan di permulaan dan di final surat al-fiil ialah
(Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana tuhanmu sudah bertindak terhadap serdadu bergajah)
Ayat tersebut berkorelasi dengan ayat ;
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ
(lalu ia menimbulkan mereka seperti daun-daun yang dikonsumsi)
Ayat diatas tidak ditafsirkan,mengenang sudah ditafsir sebelumnya.adapun munasabah yang terjadi pada surat ini yakni ; pada awal surat diterangkan pada impian pasukan bergajah yang dipimpin Abraham, untuk merusak ka`bah yang tidak di ridhai Allah . dan Allah menunjukkan kemasa kuasaannya dalam membatasi prajurit bergajah. Kemudian pada akhir surat dijelaskan balasan yang diderita oleh prajurit bergajah atas rencana buruk mereka untuk merusak .ka`bah. adapun munasabah yangterjadi sifatnya berkesesuaian.
Untuk perbedaan dua penafsiran tersebut ialah sebagai berikut :
1. Tafsir jalalain
- Penafsirannya kadang-kadang terjadi pemenggalan kata.
- Bahasanya ringkas
- Penafsiran secara zahir saja, tanpa ada penekanan pad kata-kata yang bisa mengandung perbedaan persepsi
- Penafsirnnya kadang agak kulit dicerna tujuannya karna tidak dalmnya pembahasan
- Penafsirannya per-ayat dengan tanpa pemengalan kata
- Bahasanya lpebih komplek dibandingkan dengan tafsir jalalain
- Penafsirannya agak mendalam karna adanya pemfokusan pada kata-kata yang mampu menimbulkan pesepsi berlainan, mirip pada kata
- Penafsirannya agak mudah dipahami karna gaya bahasa yang dipakai sederhana.
- Untuk perbedaan lebih lanjut mampu dicari sendiri yang tampaknya memerlukan perenungan (kontemplasi).
Pembahasan munasabah tidak begitu mempesona dibahas oleh mahir tafsir mirip pembahsan pada ilmu al-quran lainnya (ababu an nuzul,nasakh dan mansukh dll), kondisi ini terbukti dengan sekurang-kurangnya literatur tentang munasabah itu. Namun keadaan ini bukan memiliki arti tidak penting selaku metode dalam mengetahui makna al-quran.
Disisi lain Zarkashi mensinyalir adanya manfaat mengetahui munasabah untuk menafsirkan al-quran, yakni menjadikan bab-bab kalimat menjadi satu keutuhan, yang diungkapkan dengan sling keterkaitan antara satu dan lainnya sehingga membantu andal tafsir dalm mengerti makna yang terkandung dalam al-quran.
Pengetahuan kepada munasabah tersebut bukanlah taufiqi, akan tetapi ialah ijtihat mufassir, dan buah penghayatannya kepada kemu`jizatan al-quran dan belakang layar retorika dari segi keterangannya .yang berdikari. Apabila munasabah itu ,halujs ma`nanya, keselarasan konteknya, sesuain asas kebahasaan dalam bahasa arab, maka mkunasabah itu mampu diterima.
BAB III
PENUTUP
Makalah Munasabah Al-quran
Munasabah ialah satu dari sekian banyak metode dalm mengetahui kandungan al-quran. Dalam prosesnya dibutuhkan kreatifan raso dalam mendapatkan munasabah ayat. Namun tidaklah rasio dipakai secara bebas.
Ditinjau dari sisi esensinya, maka munasabah terbagi tiga bentuk ialah munasabah satu ayat dengan ayat yang lain dalm satu surat, munasabah antara satu surat dengan surat lainnya, dan munasabah antara awal surat dengan akhir surat. Sebagi bukti jelas adanya munasnah mirip terlihat dari dua tafsir yang dipakai dalam mendapatkan munasabah tersebut.
Melihat agak rumitnya memperoleh munasabah antara satu ayat dengan ayat lainnya, maka pendidikan ialah satu solusi dalm mengatasinya. Namun tinjauan lain melihat bahwa dengan dijadikan al-quran selaku ilmu yang dipelajari terutama disekolah agama, maka untuk melancarkan proses belajar-mengajar ada baiknya pendidik mengerti munasabah, demi .memudahkan mentrnfer ilmu al-quran sampai lancarnya proses berguru-mengajar.
Daftar pustaka
- Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. Tafsir al-Maraghi. Mesir : Sirqah Maktabah wa Mthba’ah, 1970.
- Al-Qattan, Manna Khalil. Mabahis fi Ulum al-Qur’an. Riyadh, tt, 1973.
- As-Suyuthi, Imam Jalaluddin al-Itqon fi Ulumu al-Qur’an. Beirut : Dar al-Fikr, 1399 H.
- Az-Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulumi al-Alquran. Cairo : Darul Ihya al-Kutb al-A’rabiyah, 1957.
- Ballentine, Thomas, dkk. Al-Alquran, Tentang Akidah &Segala Amal Ibadah Kita. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1999.
- Chirzin, Muhammad. Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an. Yogyakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 1999.
- Jalalain, Imamain. Tafsir al-Qur’an Azim., Indinesia, Darul Ihya’ al-Kitab al-A’rabiyyah.
- Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ulumul Qur`an, Surabaya : PT Bina Ilmu, 1980.
- Shihab, M. Quraisy. Membumikan Al quran , Bandung : Mizan,1993.
Sumber http://makalahmajannaii.blogspot.com
EmoticonEmoticon