Senin, 01 Juni 2020

Belakang Layar Menjadi Pengusaha Berhasil

uang 1 juta untuk apa ? jawab = modal  uang 10 juta untuk apa ? jawab = modal duit 100 jt untuk apa ? jawab = modal duit 300 juta untuk apa ? jawab = modal uang 500jt untuk apa ? jawab = modal duit 1 Miliar untuk apa ? jawab = modal.... kalo 2 Miliar untuk apa ? jawab, modal juga .... Modal disini adalah dalam artian cashflow, yg telah bergerak. Kok telah sebanyak itu selalu dijawab untuk modal kerja ? kapan beli rumah ? kapan beli kendaraan beroda empat baru ? kapan piknik ? gak kebeli-beli donk rumah ? Jangan terlalu cepat mengkonversi hasil usaha, ke dalam aset2 real, disaat sedang merangkak dari bawah, nikmati saja terus perbanyak barang dagangan, toko dibikin cabang, tambah lagi bisnis disektor lain, sebenernya jika hanya ingin naik kendaraan glamor, anda sewa saja uber , kemana anda ingin tuju, tapi jikalau menikmati mengolah cashflow uang, untuk dibuat bidang2 bisnis, itu baru asik, dan kesannya seorang pengangguran bermetamorfosis orang yang super sibuk, mengorganisir banyak sekali macam lini bisnisnya. Banyak sekali orang diluar sana yang bila untuk masalah gadget, kendaraan, untuk niat nya supaya gaya, itu nomor satu, namun keluar modal untuk usaha yg akan di buatnya 10 juta saja, mikirnya bukan kepayang, sedangkan membeli handphone seharga 10 jt saja dibela2in kredit, ini ialah mindset kebalik, berdasarkan saya, dalam akal jualan , modal dan terus memperbesar cashflow lah yg menjadi prioritas, sembari terus bertahan , dan mengembangkan perjuangan di berbagai sektor. Bisnis itu semacam punya anak, bisnis pertama bisnis kedua , bisnis ketiga, kalau bisnis pertama cukup untuk membiayai hidup anda setiap bulan, atau bahkan cukup untuk membiayai hidup anda setiap tahun, maka bisnis nomor 2 ialah untuk hal yang yang lain, dengan begitulah banyak pedagang itu nabung secara gak sadar, karena bisnis 1 , dan bisnis 2, dimana bisnis 1 untuk operasional rumah tangga, bisnis nomor 2, untuk ditabung, atau untuk membuka bisnis ke 3, yang penting kalau usahanya sudah ada 5 macam, jangan untuk istri ke dua dan istri ke tiga, istri maksimal 1. Jika anda mengurus bisnis dengan baik, dan telah berjalan dengan usang, uang 200 juta, mampu untuk penghasilan anda 10juta - 30 juta setiap bulannya, ditambah lagi, anda ditahun ke 3, duit 200 jt tersebut telah kembali ketangan anda, untuk di bikin kan bisnis yang lain, disana lah orang mulai melihat anda sibuk, Inti dari bisnis adalah melayani, pelayanan, serta share, sehingga orang lain rela mengeluarkan uang untuk mengeluarkan uang jasa/ produk anda, disanalah telah sewajarnya apabila anda lihat gedung2 tinggi di sudirman jakarta, ya mereka itu mempunyai services, core, organisasi, yang membuat orang memakai jasa mereka, membeli produk mereka, kunci nya ialah jual dan beli, lalu broker, cuma 3 itu saja. Kekuatan modal finansial yang tidak di dukung dengan keputusan yg jernih, serta support sdm didalamnya yang baik, dan management yg baik, hanya akan menghancurkan dan memperkecil modal, alias modal mampu menyusut, so ? jika anda melihat orang yg telah berjualan, usang, dan hasilnya besar, bisa jadi alasannya pemberian bank, suntikan dana , namun bisa jadi alasannya, beliau mengurus bisnsi dan bisnisnya dengan baik, sebab modal akan bertambah dengan sendirinya, seiring dengan profit yang disisihkan untuk di putar ke roda abnormal cashflow, percuma saja ditanam modal 1 milyar rupiah, saat dikelola dengan buruk, mampu-bisa di balikin, tinggal bersisa 10 jt, tetapi lain hal dengan orang yg mengawali dengan baik perjuangan di modal 10jt, mampu jadi 3-5 tahun berlangsung telah di angka 500jt bahkan lebih, karena pengelolaannya sangat bagus. so apa yang anda pertimbangkan dengan usaha anda kini? .. membuat bola salju dari sisi cashflow ialah sungguh penting dan erat kaitannya dengan pelayanan serta service. Banyak orang yg sdh terlatih dagang, dengan duit 10 jt mereka mampu ciptakan 2 jt setiap bulan, alias dengan cashflow 100 jt pun 20jt setiap bulan didapat, dan seterusnya, untuk itu lah bila anda depositokan uang 1M anda di bank, itu hanya dapat sekitar 4 juta rupiah tiap bulan, uang anda tidak ada artinya di depositokan, . . dari sini lah orang mulai berupaya mencari akal, mengutak atik, cara-cara semoga mampu jauh diatas angka deposito, apakah nama cara itu ? nama caranya , berdagang / berwiraswasta / berupaya , jadi mengusahakan yang belum ada. Kesaktian-keampuhan roda perjuangan dan roda bisnis, perusahaan perusahaan besar, yang menciptakan lulusan S1 FG, menyerah dan pribadi meng-apply job ke perusahaan multinasional, sebegitu mengerikannya idealisme dibunuh atau terbunuh , dan pribadi menyerah, ya memang begitu, realistis dan cepat, dan ingat, itu lah saktinya modal yang unlimited, tetapi kalau anda berupaya / berjualan , menyaksikan kompetitor memiliki cashflow dan modal yg berpengaruh, jangan patah semangat, aturan bola salju yakni, modal 10 jt pun akan jadi modal 100jt, kalau anda mengelola dengan benar, tetapi sebaliknya bila anda tanamkan 100jt, itu akan menjadi 10 jt, cepat atau lambat, selama pengaturan sdm , management anda buruk, alasannya yang namanya gaji karyawan, sewa kantor, operasional, dan sebagainya itu semua di biayai dari ujung tombak perusahaan yakni penjualan. kembali lagi semua itu kembali ke perdagangan dan calo. Sibuk melihat , menakar, mengira2, berapa modal tentangan aku, itu akan sungguh membantu tentangan anda untuk mengalahkan anda, tanpa perlu berbuat apa-apa ke anda, alasannya anda terlalu sibuk dengan lihat lihat tetangga, dan anda tidak paham dengan aturan bola salju, dimana bola salju itu ialah sesuatu usaha keras, melawan waktu, melawan zaman, melawan seluruhnya, sehingga menjadi besar. ditambah pula anda menawarkan dengan gamblang kekurangan mental anda, terhadap kompetitor anda, kekurangan mental lebih mahal harganya daripada kekurangan anda kekurangan modal usaha, karena mental itu mirip bahan bakar sekelas avtur pesawat, sementara kelemaham modal itu ibarat bahan bakar minyak tanah, perbandingannya. toh bila posisinya eksklusif dibalik ke anda, pun mampu jadi bukan profit yang anda dapat malah hutang yg anda mampu di tamat, karena, perbekalan amunisi terlalu cepat, tidak sepadan dengan kesanggupan managerial dan softskill anda meningkat . (kolot) lebih tepatnya. Orang jualan koran bekas, bisa naik haji, orang jualan bubur buka dari jam 6 sampai jam 12 malam, bisa nyekolahin anaknya sampai keluar negri, orang jualan keripik pedas, cemilan dan camilan, sekarang perjuangan properti dimana2, orang dagangbawang goreng, dimasukan kedalam toples plastik, kini pegang supply ke 2 hotel, orang dagangrak kayu dan aneka display, kini supply ke toko2 besar mirip gramedia, toyskingdom, toyscity, orang jualan ..... orang jualan ...... orang jualan ....... bla bla bla bla bla, semua kembali ke mengelolanya, memanagenya, dan lihat background bagaimana segempalan tangan bola salju yang pada dikala awal bisnisnya kini telah menjadi sebesar meteor yang sangat besar, jika lah jualan kuaci tidak menguntungkan, maka anda tidak mampu menemukan kuaci2 di swalayan, mau merek cap gajah, bunga matahari, dan yang lain. So, jualan apakah anda ?.... Seberapa kuat anda ingin sama persis dengan kompetitor anda ? memangnya anda mesin foto kopi ?, tanggal lahir, jam , kawasan dibesarkan saja telah beda, muka aja udah beda, bagaimana bisa anda mau tumpek blek copas sama persis ? setiap insan punya otak, nalar, asumsi, pandangan baru, kreatifitas, emosional, ide yang berbeda2, anda cukup ambil saja garis besar di bagian paling belakangnya, apakah itu ? cetak saja skor skor an uang nantinya berapa, tanpa perlu sama persis dengan kompetitor anda. semua ada jalan dan gaya masing2, satu2 nya orang yg bisa mengcopas persis sama mirip contohnya adalah si owner atau foundernya sendiri., bukan orang lain mirip anda. Ada tersirat 1 sukses mematikan 10 lainnya, adapula tersirat, 1 sukses , 10 yang yang lain ikut terbawa berhasil, tentunya bila tidak ada konflik interest yang beradu didalamnya, pakai saja cara anda masing-masing dalam memperbesar bola salju, alasannya adalah aturan tersirat ini, memang benar ada tapi terkecuali untuk yang punya jalan dan arif jeli mengambil celah di antara tembok, dinding yang tebal. Usaha / dagang yg ahli itu yg mampu bertahan dekade demi dekade, bukan dilihat dari apa yg sudah anda pamerkan ke orang2 bersahabat sekitar anda dari perjuangan anda. percuma anda pamer2 tetapi perjuangan anda dijadikan sapi perah untuk glamour dan pola hidup anda. masih adakah perjuangan anda di 10 tahun kedepan ? Anda teriak modal kecil, gak mampu gerak, gk ada modal, gk ada modal, yakin dikala ada modal anda bisa mirip yang anda lihat ? , penambahan modal memiliki arti penambahan workload, penambahan jam kerja, penambahan effort, penambahan aktivitas, penambahan pelanggan, penambahan setoran, penambahan aktifitas, urus saja aktifitas modal anda yg 10 jutaan itu dulu (contoh). semua lewat tahapan, proses tangga demi tangga. Jangan pernah anda menyaksikan gaya konglomerat, / anak konglomerat / orang besar membuka bisnis, yang pribadi menggeolontorkan dana ratusan juta , milyaran bahkan puluhan miyar sampai ratusan, mereka itu telah punya softskill, pengalaman, serta jangan lupa, itu mungkin bisnis mereka yang ke 10, dan sudah di perhitungkan oleh risk management, dan di analisis feasible studinya, serta jika amsiong pun ada 9 pelor lagi, buat anda yang masih lahiran anak bisnis 1, 2 , ya anda sendiri donk yang turun tangan perhitungkan semuanya, lagipula justru mereka itu telah memperhitungkan menggelontorkan dana 10 milyar untuk jadi si bola salju itu 50 milyar atau lebih, makanya sampai bayar orang untuk memperhitungkan segala sesuatunya biar tidak salah, tetap saja pada dasarnya pertumbuhan, pertambahan, perkembangan, pembesaran. mereka punya kepentingan untuk mengkalkulasikan sedetil mungkin agar tidak berkurang 1 mili meter pun ketika bola salju itu di kerjakan. Inti dari pengusaha, wiraswasta, pedagang, itu hampir2 sama, sama2 mengusahakan yang belum ada menjadi ada, apakah itu yang belum ada menjadi ada ? yaa gak usah basa busuk mencla mencle, jelas lah cashflow, putarn duit, didalam roda abnormal permainan usaha, bisnis, jualan , aktifitas perdagangan itu lah, dahulu main di permulaan 1 juta, sekarang mampu gak bertumbuh jadi main di 10 juta, dulu main di 10 juta, bisa gak sekarang jadi main di 100juta, sekarang main di 100 juta, mampu gak besok main di 500 juta ? ... nah bila anda main 100 jt, anda ambil yang menjadi hak anda 10-20 juta, sah toh ? sahhhhhhh.... belum ada saya dengar pebisnis itu dulu main 100 juta, kini beliau maunya main 10 juta, bahkan dahulu main 100 jt, kini main 100 jt aja, si usahawan udah depresi sebab itu menyalahi hukum bola salju. dalam artian usaha nya stagnan. kalau diawal anda main 10 juta, di final malah hutang 10 juta, anda ini sedang mengusahakan apa toh ?. masih percayakah anda terhadap hukum bola salju ?
Sumber https://blogblahbloh.blogspot.com


EmoticonEmoticon