Suatu
hari, diadakan penyuluhan KB oleh petugas kesehatan disalah satu desa yang
terbilang terisolir. Kudunya nih pesertanya
didominasi oleh kaum bapak, karena memang saat itu penyuluhan penggunaann “helm”.
Namun yang terjadi, peserta didominasi oleh kaum ibu.
Uniknya
lagi, yang memberi penyuluhan adalah seorang Bidan Desa yang sudah
berpengalaman. Kemudian, mulailah acara penyuluhan tersebut yang dibuka oleh
kepala desa.
Sambutan
kepala desa, peserta yang saya hormati, marilah kita dengarkan bersama
penyuluhan tentang cara menggunakan “helm” sebagai alat kontrasepsi. Bagi petugas,
dipersilahkan.
Kemudian,
riuhlah seluruh ruangan oleh suara tepuk tangan peserta yang hadir yang
didominasi oleh ibu-ibu.
Sekarang
penyuluhannya akan benar benar dimulai, peserta pun dengan seksama mendengarkan
petugas penyuluhan sebut saja namanya Bela.
Bidan Bela:
“Bapak Ibu, hari ini kami dari petugas penyuluhan KB ingin memberitahukan cara
menggunakan “helm”. Tujuan penggunaan “helm” adalah untuk menunda kehamilan.
Sang
petugas pun langsung mempraktekannya menggunakan jempolnya.
Bidan Bela:
Pertama, buka pembungkusnya kemudian pasang yang benar. Sambil petugas mempraktekannya pada jempol kanannya. Pada saat akan
berhubungan, pakailah “helm” bapak ibu, tujuannya sebagai alat kontrasepsi. Nah,
seperti itu ya bapak ibu.
Peserta:
Baiklah bu Bidan.
Kemudian
setiap peserta dibagikan secara gratis 1 kotak alat kontrasepsi, untuk dibawa
pulang kerumah masing masing.
Dua
bulan kemudian, datanglah salah satu suami dari seorang ibu yang ikut menjadi peserta penyuluhan
kepada Bidan Bela yang memberikan
penyuluhan, sebut saja namanya pak Jaka.
Pak Jaka:
Bu Bidan ni memang bohong, ibu telah membohongi kami. Katanya “helm” untuk
menunda kehamilan, tapi kenapa isteri saya masih bisa hamil, pokoknya bu bidan
harus tanggung jawab.
Bu
Bidan, kebingunan karena pak Jaka nggak terima iserinya jadi hamil, sambil
marah marah lagi. Untung Bela gak kehabisan akal, lalu ia bertanya kepada Pak
Jaka.
Bidan Bela:
Memangnya bapak udah pas pakenya? Trus, bapak pakenya dimana ya? Apa nggak
koyak?
Pak Jaka:
Ya, seperti yang Ibu ajarkan kepada isteri saya pada waktu itu. Nggak koyak
kok. Nih, kayak gini kan cara pakenya, saya pake di jempol kanan, sambung pak
Jaka.
Eng
i eng….
Bidan Bela:
Gimana isterinya nggak hamil pak, bapak pakai “helm”nya di jempol….?????
Pak
Jaka pun pergi berlalu, namun masih
bingung cara menggunakannya dan dimana dipakenya.
Sumber er.com
EmoticonEmoticon