Jumat, 17 Januari 2020

Endingnya Terlalu Mudah Untuk Ditebak

Halo

sobat blogger semua, kali ini saya akan mengungkapkan sedikit pendapat berbeda

tentang acara hiburan yang ada di sejumlah televisi Indonesia terutama Sinetron.

Sebenarnya opini ini saya tulis mengingat keprihatinan yang kian hari kian

bertumpuk bak jerami sehabis musim panen usai.


Sedikit

sekali acara yang menyajikan edukasi bagi penonton, bahkan bisa di hitung

dengan jari jemari nan lentik. Perhatikan saja sejumlah acara seperti talk show

yang kadang hanya membully sesama pembawa acara, ada juga sinetron yang kadang

lebay dan gak sesuai dengan judulnya, dan masih banyak lagi.


Nah,

disaat orang-orang bosan dengan acara televisi yang dijejali dengan iklan dan

acara-acara gak edukatif, untunglah ada pelipur lara di dunia maya yaitu

Youtube dan TV Berlangganan. Itupun kita harus pandai-pandai dalam memilah mana

channel yang bisa ditonton mana yang gak layak, salah pilih malah berlinang air

mata.




Namun

baiklah, saya kira tidak perlu berpanjang lebar, sejujurnya ini adalah ungkapan

hati saya tentang acara sinetron. Jujur saya kurang tertarik dengan sinetron

sekarang, pesan moralnya dan nilai edukasi hampir gak ada.


Endingnya Terlalu Mudah Untuk Ditebak


Ada

beberapa hal yang membuat saya kurang menyukai sinetron yang disajikan

ditelevisi diantaranya:



  1. Ending terlalu

    mudah ditebak
    , dimana diakhir cerita pemeran

    utama selalu menang mudah bahkan nyaris tanpa perjuangan. Dalam dunia

    nyata, tidak semua berjalan mudah, butuh berjuangan bahkan harus

    berkorban.

  2. Antara judul

    dengan isi Settingan
    , banyak sinetron bertajuk

    cinta namun jalan ceritanya kebanyakan mengajarkan kebencian dan akal

    busuk untuk mencapai tujuan. Bahkan tak jarang mengajarkan berbuat curang

    demi mencapai sebuah tujuan. Padahal cinta itu kan indah.

  3. Segalanya Terlihat

    sangat mudah dan mewah
    , hal ini yang kadang

    membuat orang-orang kecanduan menonton sinetron. Segala sesuatu terlihat

    sangat mewah, spektakuler, mudah, gaya hidup mewah dan konsumerisme.

  4. Kurang menghibur,

    yang namanya hiburan tentu agar orang senang, hepi dan bersemangat. Nah,

    jika alur ceritanya kebanyakan penganiayaan, persekongkolan, kekerasan,

    dan sejenisnya tentu gak menghibur lagi malah menjerumuskan.

  5. Estetika seni

    gak menonjol
    , jika dicermati dengan teliti

    kebanyakan pesinetron hanya mengejar materi semata tanpa memikirkan nilai

    seni dari profesi yang dijalani. Emang gak semua sih, namun mayoritas. Seni

    peran harusnya dilakukan dengan penuh penjiwaan, gak sekedar ekting doang.

  6. Kejar Tayang,

    yang namanya kualitas emang butuh perjuangan, namun jika bersifat kejar

    tayang tentu mendahulukan kuantitas bukan kualitasnya lagi. Ya, ente tau

    sendirilah kalo kejar tayang pasti abal-abal hasilnya, dan hanya mengejar

    reting sesaat.

  7. Gak Unik &

    Terlalu Mainstream,
    jalan cerita yang monoton

    dan itu itu lagi terkadang membuat orang jadi antipati dengan sinetron. Misalnya

    gini, sinetron tentang cinta, isinya percintaan, perselingkuhan,

    persekongkolan bahkan tak jarang menghalalkan segala cara untuk

    mendapatkan cinta.


 


Ya

setidaknya itulah sejumlah alasan kenapa saya tidak terlalu respeck dengan

sinetron. Nah, kalo film yang mengandung nilai seni, hiburan & edukasi dan

bahkan solusi tentu akan saya tonton bahkan saya rekomendasikan kepada

teman-teman atau saudara saya.


Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan acara

sinetron di Indonesia?




Sumber er.com


EmoticonEmoticon